Italia — Sulawesi Utara menjadi sorotan negeri spageti Italia pada awal bulan November 2018 dalam ajang Festival Dell’oriente Italia.
Kegiatan yang digelar di Cararra, Italia tersebut berlangsung pada 1-4 November 2018 yang diikuti oleh peserta dari sejumlah negara dengan mempertunjukkan budaya, kuliner dan potensi parwisata.
Sulut menampilkan Tari Kabasaran dari Kabupaten Minahasa yang menjadi pembuka acara tersebut dan sukses menarik perhatian publik Italia yang memadati lokasi acara, sehingga terkesan dengan performance yang ada khususnya tarian dan pakaiannya.
Tak hanya Kabasaran, Poco-Poco juga sukses menghipnotis para pengunjung sehingga dirasakan tidak cukup hanya satu kali penampilan.
Menurut Debby Mailoor, Indonesia benar-benar tampil baik dengan keragaman budayanya dan itu menjadi salah satu hal yang disukai publik Italia.
“Kabasaran dan Poco-Poco membawa pengaruh cukup besar terhadap minat orang Italia untuk dinikmati pada kesempatan tersebut,” ungkap Debby.
Festival tersebut sukses terselenggara berkat kerja sama seluruh komponen masyarakat Indonesia yang berdomisili di Eropa diantaranya Christina Mailoor, sehingga keanekaragaman budaya Indonesia yang bisa diperkenalkan.
Namun demikian, dibalik suksesnya kegiatan tersebut ternyata tersisip kekecewaan lantaran tidak ada perwakilan pemerintah yang hadir walaupun telah diundang.
“Alasan tidak hadirnya pihak pemerintah tampaknya tidak masuk akal. Seharusnya dalam hal ini pemerintah memberikan dukungan. Pada akhir tahun nanti, warga Manado yang berdomisii di luar negeri bakal menggelar Manado International Family (MIF) Pulang Kampung,” katanya.
Selain penampilan Kabasaran dan Poco-Poco juga ditampilkan tari Bali, Jawa dan Sunda dari Yayasan Peduli Seni Indonesia di Belandadri Belanda yang ditampilkan Deby, Supiati dan Yayang.
(***/Frangki Wullur)
Italia — Sulawesi Utara menjadi sorotan negeri spageti Italia pada awal bulan November 2018 dalam ajang Festival Dell’oriente Italia.
Kegiatan yang digelar di Cararra, Italia tersebut berlangsung pada 1-4 November 2018 yang diikuti oleh peserta dari sejumlah negara dengan mempertunjukkan budaya, kuliner dan potensi parwisata.
Sulut menampilkan Tari Kabasaran dari Kabupaten Minahasa yang menjadi pembuka acara tersebut dan sukses menarik perhatian publik Italia yang memadati lokasi acara, sehingga terkesan dengan performance yang ada khususnya tarian dan pakaiannya.
Tak hanya Kabasaran, Poco-Poco juga sukses menghipnotis para pengunjung sehingga dirasakan tidak cukup hanya satu kali penampilan.
Menurut Debby Mailoor, Indonesia benar-benar tampil baik dengan keragaman budayanya dan itu menjadi salah satu hal yang disukai publik Italia.
“Kabasaran dan Poco-Poco membawa pengaruh cukup besar terhadap minat orang Italia untuk dinikmati pada kesempatan tersebut,” ungkap Debby.
Festival tersebut sukses terselenggara berkat kerja sama seluruh komponen masyarakat Indonesia yang berdomisili di Eropa diantaranya Christina Mailoor, sehingga keanekaragaman budaya Indonesia yang bisa diperkenalkan.
Namun demikian, dibalik suksesnya kegiatan tersebut ternyata tersisip kekecewaan lantaran tidak ada perwakilan pemerintah yang hadir walaupun telah diundang.
“Alasan tidak hadirnya pihak pemerintah tampaknya tidak masuk akal. Seharusnya dalam hal ini pemerintah memberikan dukungan. Pada akhir tahun nanti, warga Manado yang berdomisii di luar negeri bakal menggelar Manado International Family (MIF) Pulang Kampung,” katanya.
Selain penampilan Kabasaran dan Poco-Poco juga ditampilkan tari Bali, Jawa dan Sunda dari Yayasan Peduli Seni Indonesia di Belandadri Belanda yang ditampilkan Deby, Supiati dan Yayang.
(***/Frangki Wullur)