Tangerang, BeritaManado.com — Tahun 2020 merupakan tahun yang berat bagi semua sektor usaha tak terkecuali sektor ritel, di mana masyarakat diharapkan untuk tinggal di rumah (stay at home) dan pembatasan sosial (social distancing).
Hal ini dikarenakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) oleh beberapa daerah maupun kota.
Atas pemberlakuan PSBB tersebut juga berpengaruh kepada pembatasan jam operasional toko di beberapa daerah.
Akibatnya, jumlah pengunjung dan pembeli yang masuk ke toko Alfamidi pun mengalami penurunan yang cukup signifikan.
Kondisi di atas diperparah dengan banyaknya sektor industri besar yang dengan terpaksa harus menutup usahanya dikarenakan tidak ada demand dan terus merugi.
Hal ini tentu berdampak pada melonjaknya jumlah pengangguran dan penurunan daya beli masyarakat secara umum.
Menurut Suantopo Po, Corporate Secretary PT Midi Utama Indonesia Tbk., dalam kondisi seperti di atas, masyarakat dipaksa untuk lebih selektif lagi dalam berbelanja, mereka lebih mengedepankan kebutuhan dan menahan keinginan.
Meskipun dunia usaha sedang diuji dengan pandemi Covid-19, namun sampai dengan kuartal 3 tahun 2020 perseroan masih mampu tumbuh sebesar 9,59 persen dari Rp8,68 triliun di periode yang sama tahun 2019 lalu menjadi Rp9,51 triliun di kuartal ketiga tahun 2020.
Sayangnya, kenaikan pendapatan tersebut berbanding terbalik dengan laba perseroan yang minus sebesar 2,82 persen dari periode yang sama tahun 2019.
Di akhir kuartal 3/2020, perseroan membukukan laba sebesar Rp137,47 miliar, sementara di periode yang sama tahun 2019 laba perseroan berada di angka Rp 141,46 miliar.
“Hal ini dikarenakan kenaikan biaya operasional yang tidak sebanding dengan kenaikan pendapatan,” ujar Suantopo.
Keberhasilan peningkatan pendapatan tersebut tidak terlepas dari strategi bisnis yang diterapkan perseroan di tahun 2020 yakni terus meningkatkan standar dan kualitas pelayanan kepada konsumen, menyediakan produk yang lebih lengkap dan harga lebih kompetitif, melanjutkan strategi pemasaran yang komperehensif serta terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dimiliki perseroan.
Beberapa strategi pemasaran kekinian yang sukses menarik pelanggan berbelanja di Alfamidi adalah program Semarak Awal Tahun yang berhadiah 20 unit motor, Program Rejeki 13 Tahun Alfamidi yang berhadiah uang tunai dan ribuan voucher belanja serta program belanja di Alfamidi bawa ulang sepeda Brompton yang sampai saat ini periodenya masih berjalan.
Selain itu, perseroan juga menggenjot penjualan siap antar bernama Midi Kriing.
“Ini untuk memudahkan masyarakat dalam berbelanja di gerai-gerai Alfamidi tanpa harus keluar rumah,” kata Suantopo.
Sampai dengan akhir Kuartal 3/2020, jumlah gerai Alfamidi adalah 1.746 yang terdiri dari 1.725 gerai reguler dan 21 gerai Alfamidi Supermarket.
Angka ini naik 191 gerai dari jumlah gerai di akhir tahun 2019 yakni 1.555 gerai.
Hingga akhir tahun 2020, perseroan menargetkan dapat menambah 250 gerai baru.
Menghadapi tahun 2021, perseroan optimis kondisi perekonomian Indonesia mulai membaik dan daya beli masyarakat meningkat sehingga berdampak positif pada pertumbuhan perseroan.
(***/srisurya)