Bitung, BeritaManado.com – Tak mudah melakukan aktivitas belajar mengajar saat pandemi Covid-19.
Sekolah hingga perguruan tinggi di Indoneia termasuk Sulawesi Utara, terpaksa menggunakan metode pembelajaran dalam jaringan (daring) atau via online.
Hanya saja lewat metode daring Merlani Suryati Lembari (25) merasa tidak puas.
“Kita harus memperhatikan anak didik kita, bukan hanya melalui daring. Bagi saya pribadi diharuskan mengunjungi langsung ke rumah-rumah agar kita tetap menjaga hubungan baik dengan orang tua dan peserta didik,” kata guru di SD GMIM Winenet, Bitung, baru-baru ini.
Anak pasangan Andris Lembari (50) dan Hermina Sebu (48) ini memberanikan diri mengunjungi peserta didik di rumahnya mereka sejak Maret 2020.
Upaya itu guna memantau kendala yang dialami ketika pembelajaran melalui daring.
Hal lain juga memantau kesehatan dan perkembangan pengetahuan dari peserta didik.
“Kunjungan saya ke rumah-rumah direspon baik orang tua peserta didik dan mendukung adanya program Tempat Kelompok Belajar (TKB),” ujarnya.
Sejauh ini ada 23 siswa yang diikutkan dalam TKB.
Metode belajarnya diatur sebaik mungkin tetap dengan melihat protokol kesehatan seperti pakai masker dan cuci tangan.
“Misalnya Senin hanya 11 siswa. Esoknya 10 siswa. Kita bagi 2 hingga 3 kelompok untuk mengikuti pembelajaran,” katanya.
Tujuannya, agar anak-anak tidak stres dengan belajar daring terus menerus.
“Dan langkah yang saya ambil melakukan pemantauan secara langsung didukung orang tua siswa. Sebagai guru saya berharap bisa meningkatan pengetahuan, dan anak-anak memiliki karakter yang baik,” ujar guru honorer tersebut.
Walau bentuk belajarnya berbeda.
Contohnya, tidak bisa berdekatan, tidak bersalaman dan tetap mengunakan masker.
“Sejauh ini anak didik dan saya tetap sehat,” tuturnya.
(Meikel Pontolondo)