Langowan – Tokoh masyarakat Langowan Sherpa Manembu, mengingatkan rakyat Minahasa mencermati program-program kandidat yang menyatakan akan melakukan perubahan.
“Pernyataan melakukan perubahan itu seharusnya keluar dari orang yang tidak sedang menjabat saat ini. Itu namanya menguliti atau menampar dirinya sendiri. Kalau semua dikatakan saat ini kinerja pemerintah kabupaten gagal, berarti dia itu bagian dari kegagalan,” kata Sherpa.
Selain itu dikatakan pria yang juga anggota Fraksi Partai Golkar DPRD Sulawesi Utara (Sulut) ini, kandidat yang terlihat akan memajukan Minahasa akan terlihat independensinya dari berbagai pihak. Sementara ini, bagaimana mau melakukan perubahan namun dalam pernyataan dan publikasi di media massa, selalu menyandarkan dirinya dengan kekuasaaan tingkat provinsi.
Terlebih dalam paparan program yang dicitrakan di media massa, tidak terlihat sistematika capaian program dan indikator keberhasilannya dalam mencapai visi-misi. Sehingga terkesan, hal itu dimunculkan semata untuk mempengaruhi psikologi massa namun sulit untuk dilihat capaian nantinya.
“Orangnya lama tapi bajunya baru, teriak-teriak perubahan tapi secara sah masih jadi bagian pemerintahan. Menjelek-jelekkan pemerintahan, ya sama saja menjelekkan dirinya sendiri. Pemunculan data selalu merujuk data provinsi, tidak percaya data dari lembaga di kabupatennya sendiri. Kalau soal riwayat hidupnya ya semua orang sudah tahu itu,” tambahnya.
Karenanya bagi Sherpa, hal yang paling besar peluangnya terjadi peningkatakan pembangunan dan perubahan di Minahasa ini adalah, ada pada sosok Careig Naichel Runtu (CNR) dan Denny Jhonlie Tombeng (DJT). Selain keduanya, bukan bagian dari pemerintahan saat ini, program yang dipersiapkan keduanya sistematis dan terencana.
Sehingga akan terlihat capaiannya dalam menunjang visi-misi CNR-DJT menjadikan “Minahasa terdepan di Sulut””.
Terlebih, keduanya sudah memahami manajemen pemerintahan. Serta memahami bagaimana bekerja untuk rakyat dalam kapasitasnya sebagai anggota DPRD Minahasa saat ini. “Ini baru sosok yang baru, pemimpin muda yang memiliki visi-misi dan program yang terukur untuk pembangunan Minahasa ke depan. Memahami permasalahan yang terjadi, dan
memiliki solusi untuk memperbaikinya,” jelasnya.
Sherpa menyadari, kehadiran CNR selalu dikaitkan dengan ayahnya Stefanus Vreeke Runtu (SVR) sebagai Bupati Minahasa. Namun hal itu menurutnya, tidak bisa disandarkan pada hubungan boilogis seorang ayah dan anak. Namun, lebih didasarkan pada kualitas CNR yang berkualitas dan memiliki konsep membangun Minahasa.
Sementara itu, kemarin CNR-DJT kembali melakukan kampanye dialogis di sekitar Langowan Raya. Pada pertemuan tersebut, CNR menjelaskan bahwa apa yang akan dilakukannya jika terpilih nanti maka sudah tersusun dalam program yang sistematis dan rasional untuk diterapkan.
“Ada capaian dan tahapan-tahapan yang jelas, sehingga terukur dan terevaluasi dalam setiap periodenya. Ada program 100 hari yang akan dilaksanakan sebagai tahapan untuk menunjang keberhasilan program dan visi-misi CNR-DJT,” kata Careig.
Langowan – Tokoh masyarakat Langowan Sherpa Manembu, mengingatkan rakyat Minahasa mencermati program-program kandidat yang menyatakan akan melakukan perubahan.
“Pernyataan melakukan perubahan itu seharusnya keluar dari orang yang tidak sedang menjabat saat ini. Itu namanya menguliti atau menampar dirinya sendiri. Kalau semua dikatakan saat ini kinerja pemerintah kabupaten gagal, berarti dia itu bagian dari kegagalan,” kata Sherpa.
Selain itu dikatakan pria yang juga anggota Fraksi Partai Golkar DPRD Sulawesi Utara (Sulut) ini, kandidat yang terlihat akan memajukan Minahasa akan terlihat independensinya dari berbagai pihak. Sementara ini, bagaimana mau melakukan perubahan namun dalam pernyataan dan publikasi di media massa, selalu menyandarkan dirinya dengan kekuasaaan tingkat provinsi.
Terlebih dalam paparan program yang dicitrakan di media massa, tidak terlihat sistematika capaian program dan indikator keberhasilannya dalam mencapai visi-misi. Sehingga terkesan, hal itu dimunculkan semata untuk mempengaruhi psikologi massa namun sulit untuk dilihat capaian nantinya.
“Orangnya lama tapi bajunya baru, teriak-teriak perubahan tapi secara sah masih jadi bagian pemerintahan. Menjelek-jelekkan pemerintahan, ya sama saja menjelekkan dirinya sendiri. Pemunculan data selalu merujuk data provinsi, tidak percaya data dari lembaga di kabupatennya sendiri. Kalau soal riwayat hidupnya ya semua orang sudah tahu itu,” tambahnya.
Karenanya bagi Sherpa, hal yang paling besar peluangnya terjadi peningkatakan pembangunan dan perubahan di Minahasa ini adalah, ada pada sosok Careig Naichel Runtu (CNR) dan Denny Jhonlie Tombeng (DJT). Selain keduanya, bukan bagian dari pemerintahan saat ini, program yang dipersiapkan keduanya sistematis dan terencana.
Sehingga akan terlihat capaiannya dalam menunjang visi-misi CNR-DJT menjadikan “Minahasa terdepan di Sulut””.
Terlebih, keduanya sudah memahami manajemen pemerintahan. Serta memahami bagaimana bekerja untuk rakyat dalam kapasitasnya sebagai anggota DPRD Minahasa saat ini. “Ini baru sosok yang baru, pemimpin muda yang memiliki visi-misi dan program yang terukur untuk pembangunan Minahasa ke depan. Memahami permasalahan yang terjadi, dan
memiliki solusi untuk memperbaikinya,” jelasnya.
Sherpa menyadari, kehadiran CNR selalu dikaitkan dengan ayahnya Stefanus Vreeke Runtu (SVR) sebagai Bupati Minahasa. Namun hal itu menurutnya, tidak bisa disandarkan pada hubungan boilogis seorang ayah dan anak. Namun, lebih didasarkan pada kualitas CNR yang berkualitas dan memiliki konsep membangun Minahasa.
Sementara itu, kemarin CNR-DJT kembali melakukan kampanye dialogis di sekitar Langowan Raya. Pada pertemuan tersebut, CNR menjelaskan bahwa apa yang akan dilakukannya jika terpilih nanti maka sudah tersusun dalam program yang sistematis dan rasional untuk diterapkan.
“Ada capaian dan tahapan-tahapan yang jelas, sehingga terukur dan terevaluasi dalam setiap periodenya. Ada program 100 hari yang akan dilaksanakan sebagai tahapan untuk menunjang keberhasilan program dan visi-misi CNR-DJT,” kata Careig.