Bitung, BeritaManado.com – Capaian serapan anggaran puluhan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Pemkot Bitung baru di angka 52,21% dari target 87,00 %, menjadi perhatian Muzaqhir Boven.
Pemerhati pemerintahan ini menganggap, ada yang salah di pemerintahan Maurits Mantiri-Hengky Honandar sehingga OPD tidak mampu merealisasikan serapan anggaran yang sudah di penghujung tahun.
“Ini bukti pejabat yang masih digunakan saat ini tidak mampu mengimbangi dan menjabarkan apa yang diinginkan Maurits-Hengky. Ini suatu kesalahan yang mengakibatkan anggaran masih tersimpan rapi di kas daerah,” kata Muzaqhir, Minggu (28/11/2021).
Akibat lemahnya serapan anggaran, kata dia, berimbas pada perputaran ekonomi di Kota Bitung yang tentu ikut lamban. Mengingat, APBD satu-satunya harapan untuk kembali membangkitkan perekonomian setelah pendemi COVID-19.
“Pantas saja setelah pademi melandai, perputaran ekonomi kita masih tetap stack atau tidak bergerak. Tidak seperti daerah lain yang perekonomiannya mulai bangkit seiring bergeraknya belanja pemerintah,” katanya.
Sementara itu, mengacu ke data rapat Evaluasi dan Pengawasan Realisasi Anggaran (EPRA) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dipimpin Wali Kota Bitung, Maurits Mantiri di ruangan BPU, Rabu (24/11/2021) lalu, masih ada sekitar Rp500 miliar anggaran belanja mengendap di kas daerah.
Mangacu ke struktur Pagu dan Realisasi Anggaran Pemerintah Kota Bitung hingga akhir tahun 2021 baru terealisasi 52,21 % dari target 87,00 %, dengan total pagu Rp 1.145.298.850.251 dan terealisasi hingga November 2021 baru Rp 599.125.223.730.
Pagu itu meliputi belanja tidak langsung baru 37,63 % dan belanja langsung 62,37 %.
Akibatnya, ada 40 OPD yang realisasinya kurang dari 10 % zona merah, 13 OPD masuk zona kuning atau serapannya -10 % sampai kurang -5 %, dua OPD zona coklat atau -5 % sampai kurang dari -2 % dan empat OPD zona hijau kurang dari –2 %.
(abinenobm)