Bitung – Ratusan anggota Polres Bitung disiagakan di lokasi Taman Wisata Alam (TWA) Tangkoko Kelurahan Batuputih Kecamatan Ranowulu, Selasa (28/1/2014). Personil ini diterjunkan untuk melakukan pengamanan terhadap aksi warga yang kini telah menduduki TWA Tangkoko sebagai bentu protes terhadap proyek pombangunan jalan wisata di TWA Tangkoko oleh BKSDA Sulut.
“Ada 150 personil yang kami turunkan untuk melakukan pengamanan sesuai permintaan BKSDA Sulut,” kata Kapolres Bitung, AKBP Hari Sarwono SIK.
Menurut Sarwono, pihaknya hanya melakukan pengamanan dan saat ini sementara melakukan mediasi dengan warga agar mau meninggalkan lokasi TWA. Mengingat sejumlah warga sudah beberapa hari ini telah menduduki lokasi TWA sebagi bentuk protes.
Sementara itu, salah satu perwakilan warga Batuputih, Alfons Wondi menyatakan pihaknya akan tetap menduduki lokasi TWA selama proyek pembangunan jalan wisata TWA Tangkoko dilaksanakan. Pasalnya, proyek pembangunan jalan yang dilakukan BKSDA Sulut telah mengorbankan puluhan pohon dan mengancam habitat satwa.
“Kalau memang kami mau diusir dari lokasi TWA, polisi harus adil juga harus menghentikan proyek pembangunan jalan wisata karena proyek tersebut telah merusak hutan,” kata Wodi.
Menurut Wodi, aksi menduduki lokasi TWA adalah aksi spontanitas warga yang merasa prihatin dengan kondisi kelestarian TWA Tangkoko. Karena selama ini BKSDA sebagai pengelola begitu sewenang-wenang melakukan apa saja di kawasan TWA.
“Kami hanya ingin menyelamatkan hutan dan satwa yang ada di kawasan TWA,” katanya.(abinenobm)
Bitung – Ratusan anggota Polres Bitung disiagakan di lokasi Taman Wisata Alam (TWA) Tangkoko Kelurahan Batuputih Kecamatan Ranowulu, Selasa (28/1/2014). Personil ini diterjunkan untuk melakukan pengamanan terhadap aksi warga yang kini telah menduduki TWA Tangkoko sebagai bentu protes terhadap proyek pombangunan jalan wisata di TWA Tangkoko oleh BKSDA Sulut.
“Ada 150 personil yang kami turunkan untuk melakukan pengamanan sesuai permintaan BKSDA Sulut,” kata Kapolres Bitung, AKBP Hari Sarwono SIK.
Menurut Sarwono, pihaknya hanya melakukan pengamanan dan saat ini sementara melakukan mediasi dengan warga agar mau meninggalkan lokasi TWA. Mengingat sejumlah warga sudah beberapa hari ini telah menduduki lokasi TWA sebagi bentuk protes.
Sementara itu, salah satu perwakilan warga Batuputih, Alfons Wondi menyatakan pihaknya akan tetap menduduki lokasi TWA selama proyek pembangunan jalan wisata TWA Tangkoko dilaksanakan. Pasalnya, proyek pembangunan jalan yang dilakukan BKSDA Sulut telah mengorbankan puluhan pohon dan mengancam habitat satwa.
“Kalau memang kami mau diusir dari lokasi TWA, polisi harus adil juga harus menghentikan proyek pembangunan jalan wisata karena proyek tersebut telah merusak hutan,” kata Wodi.
Menurut Wodi, aksi menduduki lokasi TWA adalah aksi spontanitas warga yang merasa prihatin dengan kondisi kelestarian TWA Tangkoko. Karena selama ini BKSDA sebagai pengelola begitu sewenang-wenang melakukan apa saja di kawasan TWA.
“Kami hanya ingin menyelamatkan hutan dan satwa yang ada di kawasan TWA,” katanya.(abinenobm)