MANADO – Pantai Kalasey terlihat ramai pada Sabtu hingga Minggu kemarin (4/11/2016), sekira 54 penyelam profesional dari berbagai klub dan komunitas selam di Sulawesi Utara (Sulut), terlihat menggunakan pakaian selam dan topi ala Santa Klaus sambil mengangkat beberapa buah meja jaring besi yang diatasnya terdapat beberapa semen yang akan digunakan untuk menanam koral.
“Ini adalah salah satu kegiatan dari perayaan 40 tahun Nusantara Diving Center atau NDC untuk Indonesia dan Sulut, serta reuni alumninya tahun 2016. Selain melakukan monitoring dan transplantasi koral, kami juga melakukan bersih bersih di laut dan pantai selama dua hari, Ibadah Pra Natal dan doa bersama untuk pioner penyelam di Sulut, almarhum Loky Herlambang,” kata koordinator perayaan 40 tahun Nusantara Diving Center (NDC) untuk Indonesia dan Sulut, serta reuni alumni NDC tahun 2016, Ferry Kamu.
Menurut Kamu yang juga dikenal sebagai instruktur selam senior Sulut dari SSI, kegiatan sosialisasi untuk menjaga laut juga terus dilakukan oleh para mantan alumni NDC didikan Loky Herlambang, seperti bagaimana menjadi guide yang baik serta terus melakukan pemantauan dan menjaga lingkungan laut.
“Yang paling penting dan terlihat sederhana adalah dilarang merusak laut, hal kecilnya adalah dilarang mengijak koral dan merusaknya,” ungkapnya.
Dari pantauan, kegiatan transplantasi koral ini dilakukan dikedalaman sekira 10 meter hingga 12 meter di spot Marinir Yonmarhanlan yang ada di Pantai Kalasey, Minahasa selama 50 menit.
Dimana para penyelam dibagi menjadi dua grup, grup pertama menggunakan kapal dan grup kedua langsung melakukan penyelaman dari pantai.
Terlihat Ketua Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (POSSI) Bitung yang juga Ketua TP PKK Bitung, Khouni Lomban dan Ketua DPRD Kabupaten Sitaro Djibton Tamudia ikut serta pada transplantasi koral.
“Kegiatan positif seperti ini harus ditunjang, dan saya bangga bisa ikut terlibat pada kegiatan perayaan 40 tahun NDC,” tutur Tamudia, yang mengaku diundang langsung oleh panitia.
Sementara itu dari laporan koordinator kegiatan transplantasi koral, Maxi Jeger Kaloh menyebutkan bahwa pertumbuhan koral di spot Marinir begitu sehat.
“Pertumbuhan koralnya sangat cepat, bayangkan dalam setahun kini pertumbuhannya bisa mencapai 5 cm dan kini sudah menjadi rumah dari ikan ikan. Empat meja jaring baru juga sudah kami tanam di area sana,” kata instruktur POSSI ini, didampingi koordinator dokumentasi kegiata ini, Roy Herlambang dan Gracey Wakary.
NDC sendiri adalah klub selam yang didirikan oleh Loky Herlambang pada tahun 1976, dimana sebelumnya pada tahun 1975 dia berhasil menemukan harta karun bawah laut di Sulut, yang kini dikenal dengan nama Taman Laut Bunaken.
Tidak hanya itu saja, NDC punya peran yang luar biasa dalam mendongkrak kedatangan wisatawan pecinta dunia bawah air ke Sulut serta pembentukan POSSI Sulut pertama kalinya di tahun 1979.
“Beberapa nama seperti Raymond Point, Fukui dan 24 spot utama dari Taman Laut Bunaken adalah hasil kerja Loky Herlambang dan NDC tentunya. Harapan kami, kita semua bisa menghargai dan menjaga apa yang sudah ditemukan oleh ayah sekaligus pendidik kami,” tambah Harry Rumengan, penyelam senior hasil didikan dari Loky.(***/rds)
MANADO – Pantai Kalasey terlihat ramai pada Sabtu hingga Minggu kemarin (4/11/2016), sekira 54 penyelam profesional dari berbagai klub dan komunitas selam di Sulawesi Utara (Sulut), terlihat menggunakan pakaian selam dan topi ala Santa Klaus sambil mengangkat beberapa buah meja jaring besi yang diatasnya terdapat beberapa semen yang akan digunakan untuk menanam koral.
“Ini adalah salah satu kegiatan dari perayaan 40 tahun Nusantara Diving Center atau NDC untuk Indonesia dan Sulut, serta reuni alumninya tahun 2016. Selain melakukan monitoring dan transplantasi koral, kami juga melakukan bersih bersih di laut dan pantai selama dua hari, Ibadah Pra Natal dan doa bersama untuk pioner penyelam di Sulut, almarhum Loky Herlambang,” kata koordinator perayaan 40 tahun Nusantara Diving Center (NDC) untuk Indonesia dan Sulut, serta reuni alumni NDC tahun 2016, Ferry Kamu.
Menurut Kamu yang juga dikenal sebagai instruktur selam senior Sulut dari SSI, kegiatan sosialisasi untuk menjaga laut juga terus dilakukan oleh para mantan alumni NDC didikan Loky Herlambang, seperti bagaimana menjadi guide yang baik serta terus melakukan pemantauan dan menjaga lingkungan laut.
“Yang paling penting dan terlihat sederhana adalah dilarang merusak laut, hal kecilnya adalah dilarang mengijak koral dan merusaknya,” ungkapnya.
Dari pantauan, kegiatan transplantasi koral ini dilakukan dikedalaman sekira 10 meter hingga 12 meter di spot Marinir Yonmarhanlan yang ada di Pantai Kalasey, Minahasa selama 50 menit.
Dimana para penyelam dibagi menjadi dua grup, grup pertama menggunakan kapal dan grup kedua langsung melakukan penyelaman dari pantai.
Terlihat Ketua Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (POSSI) Bitung yang juga Ketua TP PKK Bitung, Khouni Lomban dan Ketua DPRD Kabupaten Sitaro Djibton Tamudia ikut serta pada transplantasi koral.
“Kegiatan positif seperti ini harus ditunjang, dan saya bangga bisa ikut terlibat pada kegiatan perayaan 40 tahun NDC,” tutur Tamudia, yang mengaku diundang langsung oleh panitia.
Sementara itu dari laporan koordinator kegiatan transplantasi koral, Maxi Jeger Kaloh menyebutkan bahwa pertumbuhan koral di spot Marinir begitu sehat.
“Pertumbuhan koralnya sangat cepat, bayangkan dalam setahun kini pertumbuhannya bisa mencapai 5 cm dan kini sudah menjadi rumah dari ikan ikan. Empat meja jaring baru juga sudah kami tanam di area sana,” kata instruktur POSSI ini, didampingi koordinator dokumentasi kegiata ini, Roy Herlambang dan Gracey Wakary.
NDC sendiri adalah klub selam yang didirikan oleh Loky Herlambang pada tahun 1976, dimana sebelumnya pada tahun 1975 dia berhasil menemukan harta karun bawah laut di Sulut, yang kini dikenal dengan nama Taman Laut Bunaken.
Tidak hanya itu saja, NDC punya peran yang luar biasa dalam mendongkrak kedatangan wisatawan pecinta dunia bawah air ke Sulut serta pembentukan POSSI Sulut pertama kalinya di tahun 1979.
“Beberapa nama seperti Raymond Point, Fukui dan 24 spot utama dari Taman Laut Bunaken adalah hasil kerja Loky Herlambang dan NDC tentunya. Harapan kami, kita semua bisa menghargai dan menjaga apa yang sudah ditemukan oleh ayah sekaligus pendidik kami,” tambah Harry Rumengan, penyelam senior hasil didikan dari Loky.(***/rds)