Tomohon, BeritaManado.com — Hari pungut hitung semakin dekat, tensi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) kian naik, apalagi di media sosial.
Media sosial yang menjadi salah satu alternatif berkampanye di masa pandemi diwarnai berbagai postingan saling serang antara pendukung pasangan calon.
Sosiolog Unsat Manado, Jefrry Paat pun angkat bicara. Menurutnya sikap saling menanggapi postingan, percaya pada yang tidak perlu dipercayai dan bagikan yang tidak perlu, disebabkan karena masyarakat belum memahami arti penggunaan media sosial.
“Media sosial itu hanya dipakai untuk kepuasan batin, sekedar mengisi waktu bahkan banyak yang menggunakannya sebagai bentuk komunikasi yang tidak bermakna,” ujar Jefry Paat kepada BeritaManado.com, Senin (28/11/2020).
Jefry menambahkan, mereka tidak merasakan arti kampanye yang sebenarnya, menggunakan medsos dengan bebas.
“Dengan adanya medsos, mereka bebas memposting foto calon dengan ungkapan penguatan untuk calon tersebut. Ia kemudian mendapat kepuasan diri karena merasa sebagai pelaku politik,” ujarnya.
Lanjutnya, postingan-postingan tersebut akhirnya dapat tanggapan, ada yang positif atau juga negatif.
“Jika visi dan dukungan mereka sama pasti dapat tanggapan positif. Kalau tidak sama itu yang dapat menciptakan suatu pertentangan. Bahkan bisa menjadi bumerang,” jelasnya.
Ia menyarankan, untuk berhati-hati dalam meng-upload hal yang berbau kampanye.
“Semuanya kembali lagi ke pribadi. Berusahalah mengupload yang tidak menyinggung. Apa yang di upload harus sesuai, harus yang wajar,” tandasnya.
(Dedy Dagomes)