Bitung—Sejumlah pedagang di Pasar Winenet Kelurahan Winenet kecamatan Aertembaga mengeluhkan sistim pengamanan yang dikelola Dinas Pasar. Pasalnya menurut pedagang, hampir setiap hari ada saja barang dagangan yang hilang atau kios yang dibongkar kawanan pencuri tanpa bisa dihentikan.
“Kami tidak habis pikir kenapa aksi pencurian terus saja terjadi, padahal setahu kami sudah ada petugas pengamanan yang ditempatkan Dinas Pasar untuk melakukan penjagaan. Tapi kenyataannya ada saja pedagang mengeluh kiosnya telah dibobol pencuri,” kata salah satu pedagang, Joko, Jumat (22/6) kepada sejumlah wartawan.
Joko sendiri mengaku, dirinya pernah kehilangan 14 galon minyak kelapa dan sejumlah barang dagangan lainnya. Dan kejadian ini menurutnya sering dialami pedagang lain setiap hari, tapi tidak ada tindakan antisipasi dari Dinas Pasar.
“Pokonya tiap hari itu ada saja barang yang hilang dan semua pedagang yang ada di Pasar Winenet pernah mengalaminya,” kataya.
Apa yang dikatakan Joko dibenarkan Ketua Solidaritas Persatuan Pedagang Pasar Winenet (SP3W), Hj Samparudin. Dimana menurut Samparudin, Dinas Pasar setiap hari menagih biaya pengamanan sebesar Rp1000 per pedagang namun anehnya aksi pencurian tetap saja terjadi.
“Tiap hari ada saja kios yang kehilangan barang dagangan, tapi tidak pernah direspon Dinas Pasar. Padahal setiap hari dipungut biaya pengamanan,” kata Samparudin.
Ia sendiri mengakui memang ada beberapa orang yang ditugaskan melakukan pengamanan di pasar, tapi sayang hanya duduk di kantor tanpa melakukan kontrol. “Lalu dikemankan uang retribusi pengamanan yang setiap hari ditarik Dinas Pasar jika tidak mampu menjaga barang dagangan kami,” tegasnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, biaya pengamanan tersebut setiap hari ditagih bersamaan dengan retribusi kebersihan sebesar Rp1000 dan retribusi pasar Rp2000 per pedagang. Padahal sepengetahuannya, dalam Perda nomor 4 tahun 2011 tidak dicantumkan retribusi keamanan tapi hanya retribusi kebersihan da pasar.
“Bayangkan, di Pasar Winenet ada sekitar 400an pedagang, itu belum termasuk pedagang musiman. Jadi ada sekitar Rp4 juta setiap hari yang dipungut dari pedagang khusus untuk biaya pengamanan, tapi kenyataanya barang dagangan kami tidak aman,” katanya seraya berharap masalah ini menjadi perhatian walikota.(enk)