Bitung—Rupanya bukan hanya Pasar Girian yang membutuhkan perhatian Pemkot, tapi juga Pasar Winenet Kecamatan Aertembaga. Pasalnya, pasar tersebut dari waktu ke waktu seakan luput dari perhatian sehingga semakin semrawut dan sangat jauh dari kesan nyaman seperti impian Pemkot yang melakukan penataan Pasar Girian.
“Dari dulu Dinas Pasar selalu berjanji untuk menata pasar Winenet, tapi sampai sekarang belum ada realisasi dan kondisi pasar semakin semrawut,” kata salah satu tukang ojek di Pasar Winent, Reky, Selasa (5/2).
Menurut Reky, pedagang yang berjualan hingga ke bahu jalan mengakibatkan setiap hari kendaraan mengalami kemacetan. Belum lagi bau sampah yang begitu menyengat di pasar tersebut, semakin menambah ketidak nyamanan untuk dijadikan tempat berbelanja.
“Hampir setiap hari ada perkelahian antara pengguna jalan seperti sopir angkot, kendaraan pribadi dan ojek serta pedagang karena akses jalan yang semrawut,” katanya.
Ia sendiri mengaku, jangankan kendaraan, para pejalan kaki saja sangat sulit untuk bergerak di pasar Winenet. “Ini sudah terjadi dari tahun ke tahun, tapi tidak ada tindakan dari Dinas Pasar selaku pengelola pasar. Mereka hanya tahu menarik retribusi setiap hari tanpa peduli dengan kesemrawutan pasar,” katanya.
Sementara itu, Kadishub, Rahel Rotinsulu mengaku pihaknya sudah pernah mengatur dengan baik jalur masuk-keluar di Pasar Winenet. Tapi sayangnya, pengaturan itu tidak didukung oleh Dinas Pasar dengan ikut menata para pedagang agar tidak berjualan menggunakan bahu jalan.
“Rambu-rambu masuk-keluar sudah sangat jelas terpasang disana, tapi sayang kedua jalur tersebut terhalang oleh para pedagang sehingga rambu yang dipasang tidak ada gunanya,” kata Rotinsulu.
Ia sendiri berharap Dinas Pasar mau bahu membahu membenahi jalur dan menata para pedagang agar berjualan di lokasi yang teleh ditentukan. “Tidak seperti saat ini yang menggunakan bahu jalan untuk berjualan,” katanya.(enk)
Bitung—Rupanya bukan hanya Pasar Girian yang membutuhkan perhatian Pemkot, tapi juga Pasar Winenet Kecamatan Aertembaga. Pasalnya, pasar tersebut dari waktu ke waktu seakan luput dari perhatian sehingga semakin semrawut dan sangat jauh dari kesan nyaman seperti impian Pemkot yang melakukan penataan Pasar Girian.
“Dari dulu Dinas Pasar selalu berjanji untuk menata pasar Winenet, tapi sampai sekarang belum ada realisasi dan kondisi pasar semakin semrawut,” kata salah satu tukang ojek di Pasar Winent, Reky, Selasa (5/2).
Menurut Reky, pedagang yang berjualan hingga ke bahu jalan mengakibatkan setiap hari kendaraan mengalami kemacetan. Belum lagi bau sampah yang begitu menyengat di pasar tersebut, semakin menambah ketidak nyamanan untuk dijadikan tempat berbelanja.
“Hampir setiap hari ada perkelahian antara pengguna jalan seperti sopir angkot, kendaraan pribadi dan ojek serta pedagang karena akses jalan yang semrawut,” katanya.
Ia sendiri mengaku, jangankan kendaraan, para pejalan kaki saja sangat sulit untuk bergerak di pasar Winenet. “Ini sudah terjadi dari tahun ke tahun, tapi tidak ada tindakan dari Dinas Pasar selaku pengelola pasar. Mereka hanya tahu menarik retribusi setiap hari tanpa peduli dengan kesemrawutan pasar,” katanya.
Sementara itu, Kadishub, Rahel Rotinsulu mengaku pihaknya sudah pernah mengatur dengan baik jalur masuk-keluar di Pasar Winenet. Tapi sayangnya, pengaturan itu tidak didukung oleh Dinas Pasar dengan ikut menata para pedagang agar tidak berjualan menggunakan bahu jalan.
“Rambu-rambu masuk-keluar sudah sangat jelas terpasang disana, tapi sayang kedua jalur tersebut terhalang oleh para pedagang sehingga rambu yang dipasang tidak ada gunanya,” kata Rotinsulu.
Ia sendiri berharap Dinas Pasar mau bahu membahu membenahi jalur dan menata para pedagang agar berjualan di lokasi yang teleh ditentukan. “Tidak seperti saat ini yang menggunakan bahu jalan untuk berjualan,” katanya.(enk)