Tondano – Dua kasus dugaan pencabulan terhadap anak yang terjadi baru-baru ini di Minahasa yaitu Tompaso dan Rinegetan mengundang keprihatinan, tak terkecuali dari kalangan Anggota DPRD Minahasa Oklen Waleleng SH MH. Menurut Ketua Komisi I ini, kekerasan seksual terhadap anak-anak itu bagaikan fenomena gunung es.
Kepada BeritaManado.com, Senin (20/3/2017) siang tadi dikatakan bahwa yang tampak di permukaan hanya sedikit saja. Sementara untuk kasus-kasus yang masih tersembunyi ada cukup banyak. Oleh karena itu sangat penting pemerintah melalui instansi terkait melakukan edukasi terhadap masyarakat untuk mencegah atau mengungkap kejahatan seksual seperti itu.
Peran pemerintah dalam hal ini Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Minahasa harus lebih ditingkatkan. Berhubung dinas tersebut baru terbentuk, oleh karena itu harus sering turun ke lapangan melakukan sosialisasi ke semua lapisan masyarakat.
“Menurut saya masih banyak masyarakat tidak mengetahui kalau ada dinas yang bisa menangani hal seperti itu meski bukan pada konteks hukum. Jika didiamkan, maka hal itu akan memiliki dampak psikologis terhadap tumbuh kembangnya seorang anak yang menjadi korban. Yang pasti aka nada trauma, merusak hubungan pribadi dan juga dapat berdampak pada kenyamanan serta ketertiban masyarakat,” kata Waleleng.
Politisi Partai Golongan Karya ini juga memberikan apresiasi terhadap Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang telah menunjukkan kepeduliannya terhadap kasus tersebut. Dalam hal ini bisa dikatakan pemerintah masih tertinggal dari LSM dalam merespon kejadian seperti itu. Ada baiknya di masa yang akan datang keduanya dapat bekerja sama.
“Khusus bagi pelaku yang kabarnya sudah diamankan pihak kepolisian, kiranya mendapatkan hukuman setimpal dengan perbuatannya, agar mendapatkan efek jera. Terhadap kasus serupa, Presiden RI Ir Joko Widodo beberapa waktu lalu telah mendeklarasikan bahwa hal itu sudah masuk kategori kejahatan luar biasa,” tutupnya. (frangkiwullur)
Tondano – Dua kasus dugaan pencabulan terhadap anak yang terjadi baru-baru ini di Minahasa yaitu Tompaso dan Rinegetan mengundang keprihatinan, tak terkecuali dari kalangan Anggota DPRD Minahasa Oklen Waleleng SH MH. Menurut Ketua Komisi I ini, kekerasan seksual terhadap anak-anak itu bagaikan fenomena gunung es.
Kepada BeritaManado.com, Senin (20/3/2017) siang tadi dikatakan bahwa yang tampak di permukaan hanya sedikit saja. Sementara untuk kasus-kasus yang masih tersembunyi ada cukup banyak. Oleh karena itu sangat penting pemerintah melalui instansi terkait melakukan edukasi terhadap masyarakat untuk mencegah atau mengungkap kejahatan seksual seperti itu.
Peran pemerintah dalam hal ini Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Minahasa harus lebih ditingkatkan. Berhubung dinas tersebut baru terbentuk, oleh karena itu harus sering turun ke lapangan melakukan sosialisasi ke semua lapisan masyarakat.
“Menurut saya masih banyak masyarakat tidak mengetahui kalau ada dinas yang bisa menangani hal seperti itu meski bukan pada konteks hukum. Jika didiamkan, maka hal itu akan memiliki dampak psikologis terhadap tumbuh kembangnya seorang anak yang menjadi korban. Yang pasti aka nada trauma, merusak hubungan pribadi dan juga dapat berdampak pada kenyamanan serta ketertiban masyarakat,” kata Waleleng.
Politisi Partai Golongan Karya ini juga memberikan apresiasi terhadap Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang telah menunjukkan kepeduliannya terhadap kasus tersebut. Dalam hal ini bisa dikatakan pemerintah masih tertinggal dari LSM dalam merespon kejadian seperti itu. Ada baiknya di masa yang akan datang keduanya dapat bekerja sama.
“Khusus bagi pelaku yang kabarnya sudah diamankan pihak kepolisian, kiranya mendapatkan hukuman setimpal dengan perbuatannya, agar mendapatkan efek jera. Terhadap kasus serupa, Presiden RI Ir Joko Widodo beberapa waktu lalu telah mendeklarasikan bahwa hal itu sudah masuk kategori kejahatan luar biasa,” tutupnya. (frangkiwullur)