Bitung, BeritaManado.com – Program desalinasi atau proses pengolahan air laut menjadi air tawar untuk mengatasi krisis air bersih di Kota Bitung yang ditawarkan dua Pasangan calon (Paslon) dalam Debat Publik dianggap hanya mimpi.
Menurut salah satu pemerhati pemerintahan, Novry Topit, pengolahan air laut menjadi air minum bukanlah hal baru tapi dari era kepemimpinan Alm Hanny Sondakh wacana itu sudah pernah ada namun tak kunjung direalisasikan karena butuh dana besar.
Dari penelusuran kata Novry, hasil analisis penyulingan air laut dibagi dalam dua kategori yaitu pengolahan destilasi dan reserveosmosis, pengolahan sistim destilasi biayanya cukup besar mencapai Rp35 miliar sampai Rp300 miliar untuk alat yang kapasitas produksi sebesar 50 liter perdetik.
“Namun kualitas air yang dihasilkan dalam kondisi standar. Sedangkan pengolahan sistim reserveosmosis jauh lebih mahal karena kualitas yang dihasilkan melalui pengolahan ini menghasilkan kualitas air yang sangat baik dan bisa di komsumsi langsung, namun produksi untuk kapasitas 50 liter perdetik, mesin pengolahnya seharga puluhan hingga ratusan miliar,” kata Novry, Senin (23/11/2020).
Berdasarkan penelusuran itu, aktivis muda Kota Bitung ini menganggap, ide atau gagasan yang disampaikan Paslon terkait program pengolahan air laut hanya untuk gagah-gagahan untuk meraih simpati dukungan dari masyarakat.
“1.000 titik WiFi gratis program Paslon Maurits Mantiri-Hengky Honandar saja yang hanya membutuhkan dana Rp350 juta setiap bulan atau Rp5 miliar setahun diragukan oleh Paslon lain dengan alasan APBD tidak akan mampu. Apalagi desalinasi yang butuh anggaran puluhan hingga ratusan miliar,” katanya.
Iapun menilai, Paslon yang menawarkan program desalinasi asal bicara tanpa mempertimbangkan apakah program akan mampu direalisasikan atau tidak, yang penting mendapat simpati dari masyarakat.
“Lebih ironinya, salah satu Paslon yang menawarkan ide itu adalah Paslon yang meragukan hingga mengajukan pertanyaan soal pembiayaan 1.000 titik WiFi. Ini jadi lucu, Rp350 juta saja dianggap memberatkan APBD tapi Rp300 miliar tidak,” katanya.
(abinenobm)