Amurang—Masih masalah mogok kendaraan bus antar kabupaten. Pasalnya, kendaraan bus yang tergabung pada Persatuan Sopir Amurang Minsel (PSAM) sudah dua hari melakukan aksi mogok. Melihat hal ini, Ketua LSM Barisan Muda Teguh Bersinar (BM Tenar), Willem Baba Mononimbar pun angkat suara soal mogok tersebut.
‘’Saya melihat, bahwa banyaknya taksi gelap di Amurang dan Minahasa Selatan pada umumnya lantaran kendaraan di Minsel banyak yang tak layak lagi dipakai. Bayangkan, ada kendaraan umum yang beroperasi sejak tahun 1980-an. Selain itu, kendaraan bus yang tak layak dipakai seperti tak ada kaca atau juga kursinya sudah keropos,’’ ujar Willem Baba Mononimbar.
Menurut Baba-demikian panggilan Willem, bahwa mogok PSAM ini bukan hal baru. Tetapi, aksi mogok tersebut sudah beberapa kali terjadi. Dan mungkin, baru kali ini aksi mogok sedikitnya 250 kendaraan roda empat dan enam.
‘’Nah, solusi disini adalah bagaimana supaya para sopir bus angkatan Amurang-Manado, Motoling-Manado, Tompasobaru-Manado, Modoinding-Manado, Tumpaan-Manado dan Tenga-Manado serta Poigar-Manado tetap menjadi favorit calon penumpang, adalah dilakukan peremajaan bagi kendaraan bus secara umum,’’ ujarnya.
Sebab, menurutnya banyak kendaraan bus angkutan umum sudah tak layak lagi dipakai. Banyak diantara kendaraan tak miliki kursi yang layak, tak ada kaca serta body kendaraan tersebut sudah keropos.
‘’Maka dari itu, instansi terkait seperti Dinas Perhubungan Minsel, Dinas Perhubungan Sulut tak lagi mengeluarkan izin kepada kendaraan yang tak layak pakai. Sebab, ini hanya membuat banyak calon penumpang lebih memilih taksi gelap. Sebab, selain bagus, cepat dan sangat aman,’’ ungkap Mononimbar tegas.
Dengan demikian, tinggal bagaimana sikap pemerintah untuk menyikapi usulan tersebut. ‘’Ingat, mogok dan demo damai yang dilakukan puluhan sopir Amurang-Manado, Amurang Motoling, Tumpaan Manado serta Motoling Manado karena banyaknya taksi gelap yang beroperasi dengan bebas di Amurang. Lebih parah lagi, instansi terkait tak mau melihat keluhan itu. Padahal, sopir bus membayar retribusi untuk PAD Minsel,’’ tambahnya. (and)
Amurang—Masih masalah mogok kendaraan bus antar kabupaten. Pasalnya, kendaraan bus yang tergabung pada Persatuan Sopir Amurang Minsel (PSAM) sudah dua hari melakukan aksi mogok. Melihat hal ini, Ketua LSM Barisan Muda Teguh Bersinar (BM Tenar), Willem Baba Mononimbar pun angkat suara soal mogok tersebut.
‘’Saya melihat, bahwa banyaknya taksi gelap di Amurang dan Minahasa Selatan pada umumnya lantaran kendaraan di Minsel banyak yang tak layak lagi dipakai. Bayangkan, ada kendaraan umum yang beroperasi sejak tahun 1980-an. Selain itu, kendaraan bus yang tak layak dipakai seperti tak ada kaca atau juga kursinya sudah keropos,’’ ujar Willem Baba Mononimbar.
Menurut Baba-demikian panggilan Willem, bahwa mogok PSAM ini bukan hal baru. Tetapi, aksi mogok tersebut sudah beberapa kali terjadi. Dan mungkin, baru kali ini aksi mogok sedikitnya 250 kendaraan roda empat dan enam.
‘’Nah, solusi disini adalah bagaimana supaya para sopir bus angkatan Amurang-Manado, Motoling-Manado, Tompasobaru-Manado, Modoinding-Manado, Tumpaan-Manado dan Tenga-Manado serta Poigar-Manado tetap menjadi favorit calon penumpang, adalah dilakukan peremajaan bagi kendaraan bus secara umum,’’ ujarnya.
Sebab, menurutnya banyak kendaraan bus angkutan umum sudah tak layak lagi dipakai. Banyak diantara kendaraan tak miliki kursi yang layak, tak ada kaca serta body kendaraan tersebut sudah keropos.
‘’Maka dari itu, instansi terkait seperti Dinas Perhubungan Minsel, Dinas Perhubungan Sulut tak lagi mengeluarkan izin kepada kendaraan yang tak layak pakai. Sebab, ini hanya membuat banyak calon penumpang lebih memilih taksi gelap. Sebab, selain bagus, cepat dan sangat aman,’’ ungkap Mononimbar tegas.
Dengan demikian, tinggal bagaimana sikap pemerintah untuk menyikapi usulan tersebut. ‘’Ingat, mogok dan demo damai yang dilakukan puluhan sopir Amurang-Manado, Amurang Motoling, Tumpaan Manado serta Motoling Manado karena banyaknya taksi gelap yang beroperasi dengan bebas di Amurang. Lebih parah lagi, instansi terkait tak mau melihat keluhan itu. Padahal, sopir bus membayar retribusi untuk PAD Minsel,’’ tambahnya. (and)