Remboken – Berkurangnya pasokan komoditi bawang merah dari sejumlah sentra dikarenakan gagal panen, tidak demikian dengan yang terjadi di Minahasa. Meski kondisi wilayah tak luput dari cuaca ekstrim, namun daerah ini justeru berhasil melakukan panen bawang merah di sejumlah wilayah, seperti Desa Pinabetengan dan Pulutan.
Hal itu turut diakui dan dirasakan langsung oleh beberapa petani binaan PT Gunung Mas Agro Lestari (GMAL), Seperti Hantje Turangan warga Desa Toure Kecamatan Tompaso Barat. Menurutnya benih bawang merah yang ditanam sekitar dua bulan yang lalu itu membuahkan hasil yang memuaskan.
“Memang ada beberapa titik tanam diserang hama, namun secara umum saya merasa puas. Hal itu dapat saya saksikan sendiri selama melakukan panen di dua hari terakhir ini. Ini pantas untuk disyukuri, karena apa yang diharapkan tergolong berhasil,” katanya kepada BeritaManado.com, Sabtu (25/2/2017).
Semetnara itu, Direktur Utama PT GMAL Ir Pieter Tangka SE MSi mengaku bangga akan semangat para petaninya, yang dalam program Leadership on Farm disebut Leader atau pemimpin. Konsep ini bukan merupakan terapan dari pihak pemerintah, melainkan murni dari daya kreativitas PT GMAL sendiri.
“Panen bawang oleh salah satu Leader tergolong sangat memuaskan. Bisa dibayangkan dari satu biji benih yang ditanam bisa menghasilkan 26 siung bawang merah. Ini jarang ditemui di lahan pertanian masyarakat pada umumnya. Ini juga merupakan hasil aplikasi system manajemen dan teknologi pertanian yang diterapkan,” kata Tangka. (frangkiwullur)
Remboken – Berkurangnya pasokan komoditi bawang merah dari sejumlah sentra dikarenakan gagal panen, tidak demikian dengan yang terjadi di Minahasa. Meski kondisi wilayah tak luput dari cuaca ekstrim, namun daerah ini justeru berhasil melakukan panen bawang merah di sejumlah wilayah, seperti Desa Pinabetengan dan Pulutan.
Hal itu turut diakui dan dirasakan langsung oleh beberapa petani binaan PT Gunung Mas Agro Lestari (GMAL), Seperti Hantje Turangan warga Desa Toure Kecamatan Tompaso Barat. Menurutnya benih bawang merah yang ditanam sekitar dua bulan yang lalu itu membuahkan hasil yang memuaskan.
“Memang ada beberapa titik tanam diserang hama, namun secara umum saya merasa puas. Hal itu dapat saya saksikan sendiri selama melakukan panen di dua hari terakhir ini. Ini pantas untuk disyukuri, karena apa yang diharapkan tergolong berhasil,” katanya kepada BeritaManado.com, Sabtu (25/2/2017).
Semetnara itu, Direktur Utama PT GMAL Ir Pieter Tangka SE MSi mengaku bangga akan semangat para petaninya, yang dalam program Leadership on Farm disebut Leader atau pemimpin. Konsep ini bukan merupakan terapan dari pihak pemerintah, melainkan murni dari daya kreativitas PT GMAL sendiri.
“Panen bawang oleh salah satu Leader tergolong sangat memuaskan. Bisa dibayangkan dari satu biji benih yang ditanam bisa menghasilkan 26 siung bawang merah. Ini jarang ditemui di lahan pertanian masyarakat pada umumnya. Ini juga merupakan hasil aplikasi system manajemen dan teknologi pertanian yang diterapkan,” kata Tangka. (frangkiwullur)