Manado – Meski kota Manado mengalami penurunan peringkat sebagai kota paling toleran berdasarkan Indeks Kota Toleran (IKT) 2018 yang dirilis Setara Institute dalam pandangan ML Denny Tewu, calon DPD RI 2019-2024 dapil Sulut ini, Manado tetap menjadi barometer kota toleran di Indonesia hingga kini.
“Hanya saja kalau melihat peringkatnya turun tentunya karena kota lainnya di Indonesia sudah mulai berbenah diri, lebih berani berinovasi dan kreatif untuk menampilkan wajah yang lebih toleran, dan hal ini bagus untuk Indonesia,” kata Denny Tewu yang menilai, Manado tetap masuk di 10 besar itu sudah baik.
Denny Tewu, penerima penghargaan Pemimpin Politik Kristen tahun 2008 dari salah majalah di Jakarta ini mengatakan bahwa untuk bisa mempertahankan di peringkat atas sebagai kota toleran, tentunya dibutuhkan kerjasama semua pihak untuk lebih terbuka berdialog berbagai perbedaan yang ada agar nilai-nilai kebersamaan itu akan lebih tercermin keluar.
Walaupun Kota Manado mengalami penurunan peringkat, tapi satu kota lainnya di Sulut justru masuk dalam 10 besar, yakni kota Tomohon dan menurut Denny hal ini karena Tomohon sebagai kota pendidikan di Sulut lebih cepat berbenah diri dan meraih citra kota toleran tersebut.
“Kita harapkan jejaknya dapat di ikuti oleh kota-kota lain yang ada di Sulawesi Utara,” harap Denny Tewu.
Penerima penghargaan Pemimpin Pancasila tahun 2011 dari salah satu yayasan ini juga menyampaikan, survey Indeks Kota Toleran itu perlu sebagai implementasi dari sila ke 3 dalam Pancasila, bagaimana mewujudkan Persatuan Indonesia dengan semangat Bhineka Tunggal Ika dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan hal ini dimulai dari kota-kota di Indonesia.
(***/PaulMoningka)
Manado – Meski kota Manado mengalami penurunan peringkat sebagai kota paling toleran berdasarkan Indeks Kota Toleran (IKT) 2018 yang dirilis Setara Institute dalam pandangan ML Denny Tewu, calon DPD RI 2019-2024 dapil Sulut ini, Manado tetap menjadi barometer kota toleran di Indonesia hingga kini.
“Hanya saja kalau melihat peringkatnya turun tentunya karena kota lainnya di Indonesia sudah mulai berbenah diri, lebih berani berinovasi dan kreatif untuk menampilkan wajah yang lebih toleran, dan hal ini bagus untuk Indonesia,” kata Denny Tewu yang menilai, Manado tetap masuk di 10 besar itu sudah baik.
Denny Tewu, penerima penghargaan Pemimpin Politik Kristen tahun 2008 dari salah majalah di Jakarta ini mengatakan bahwa untuk bisa mempertahankan di peringkat atas sebagai kota toleran, tentunya dibutuhkan kerjasama semua pihak untuk lebih terbuka berdialog berbagai perbedaan yang ada agar nilai-nilai kebersamaan itu akan lebih tercermin keluar.
Walaupun Kota Manado mengalami penurunan peringkat, tapi satu kota lainnya di Sulut justru masuk dalam 10 besar, yakni kota Tomohon dan menurut Denny hal ini karena Tomohon sebagai kota pendidikan di Sulut lebih cepat berbenah diri dan meraih citra kota toleran tersebut.
“Kita harapkan jejaknya dapat di ikuti oleh kota-kota lain yang ada di Sulawesi Utara,” harap Denny Tewu.
Penerima penghargaan Pemimpin Pancasila tahun 2011 dari salah satu yayasan ini juga menyampaikan, survey Indeks Kota Toleran itu perlu sebagai implementasi dari sila ke 3 dalam Pancasila, bagaimana mewujudkan Persatuan Indonesia dengan semangat Bhineka Tunggal Ika dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan hal ini dimulai dari kota-kota di Indonesia.
(***/PaulMoningka)