Langowan – Tokoh Partai Golkar yang juga anggota DPRD Sulut Ir. Serpha Manembu angkat bicara soal potensi terjadinya konflik horizontal saat pengumuman hasil Pilkada Minahasa oleh Komisi Pemilihan Umum tanggal 18 Desember 2012 mendatang. Dirinya menghimbau kepada semua pihak terutama pendukung, untuk mewaspadai menyusupnya provokator.
“Kalau cuma sesama pendukung, saya rasa tidak akan sejauh itu hingga sampai ada bentrok jika hasil pengumuman KPU kenyataannya terbalik. Saya yakin, antara pendukung JWS-IvanSa dan CNR-DJT mereka adalah teman satu sama lain. Justeru yang harus diwaspadai yaitu menyusupnya provokator yang telah terkontaminasi miras,” kata Manembu.
Ditambahkan Manembu, yaitu provokator itu sendiri terdiri dari dua jenis. Pertama, provokator spontan, dimana seseorang secara mendadak bisa mempengaruhi orang lain untuk melakukan tindakan melawan hukum karena suatu peristiwa. Kedua, yaitu provokator terstruktur, dimana oknum tertentu sudah dipersiapkan sebelumnya untuk melakukan aksinya.
“Apakah itu secara spontan ataupun terstruktur, yang namanya provokator harus diwaspadai karena sama-sama bisa mengakibatkan bentrok antar warga masyarakat. Dalam hal yang berkaitan dengan hasil Pilkada nanti, yang berperan utama untuk memberi pemahaman kepada pendukung yaitu tim pemenangan masing-masing kandidat,” tandasnya. (ang)
Langowan – Tokoh Partai Golkar yang juga anggota DPRD Sulut Ir. Serpha Manembu angkat bicara soal potensi terjadinya konflik horizontal saat pengumuman hasil Pilkada Minahasa oleh Komisi Pemilihan Umum tanggal 18 Desember 2012 mendatang. Dirinya menghimbau kepada semua pihak terutama pendukung, untuk mewaspadai menyusupnya provokator.
“Kalau cuma sesama pendukung, saya rasa tidak akan sejauh itu hingga sampai ada bentrok jika hasil pengumuman KPU kenyataannya terbalik. Saya yakin, antara pendukung JWS-IvanSa dan CNR-DJT mereka adalah teman satu sama lain. Justeru yang harus diwaspadai yaitu menyusupnya provokator yang telah terkontaminasi miras,” kata Manembu.
Ditambahkan Manembu, yaitu provokator itu sendiri terdiri dari dua jenis. Pertama, provokator spontan, dimana seseorang secara mendadak bisa mempengaruhi orang lain untuk melakukan tindakan melawan hukum karena suatu peristiwa. Kedua, yaitu provokator terstruktur, dimana oknum tertentu sudah dipersiapkan sebelumnya untuk melakukan aksinya.
“Apakah itu secara spontan ataupun terstruktur, yang namanya provokator harus diwaspadai karena sama-sama bisa mengakibatkan bentrok antar warga masyarakat. Dalam hal yang berkaitan dengan hasil Pilkada nanti, yang berperan utama untuk memberi pemahaman kepada pendukung yaitu tim pemenangan masing-masing kandidat,” tandasnya. (ang)