BOLTIM – Lapangan pondabo merupakan tempat yang sering dipakai oleh pemerintah daerah kabupaten Bolaang mongondow Timur (Boltim) dalam kegiatan-kegiatan besar seperti upacara tujuh belasan maupun ibadah sholat idul fitri dan idul adha.
Terletak di jalan trans Sulawesi, Desa Tutuyan, Kecamatan Tutuyan, Kabupaten Boltim, lapangan yang dulunya berjaya ini, kini terbengkalai sejak tidak selesai dibangun oleh pemkab Boltim pada tahun 2016 silam.
Lapangan Pondabo yang saat itu akan dibuatkan taman hijau, oleh Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Boltim dengan menggelontorkan uang sebesar Rp537.600.000, tidak selesai pekerjaannya.
Padahal waktu pelaksanaan yang diberikan pemda Boltim saat itu selama 70 hari kalender kerja, yang oleh pelaksanaannya cv.indhira, tidak selesai dan kini tampak usang dan kotor.
Alhasil, lapangan pondabo kini sudah seperti sampah kota yang keberadaannya mengganggu kenyamanan masyarakat sekitar maupun masyarakat luar Boltim yang melewati ibu kota Tutuyan karena terlihat kotor.
Sangadi Tutuyan, Brury Paputungan saat ditemui wartawan beritamanado.com dikediamannya mengatakan, lapangan pondabo merupakan aset milik pemerintah daerah Boltim bukan milik aset desa Tutuyan.
Saat dirinya menjabat sangadi Tutuyan, dan melakukan serah terima aset desa oleh sangadi lama, lapangan pondabo bukan aset desa Tutuyan, melainkan lapangan gogaluman milik desa Tutuyan.
“Saat serah terima, lapangan pondabo tidak masuk aset desa, kalau aset desa sudah kita rawat, contohnya lapangan gogaluman, kalau itu kita rawat dan kita dibersihkan,” ujar Brury Paputungan.
Kata dia, pemerintah desa sudah pernah membicarakan soal lapangan pondabo ke camat Tutuyan, karena camat itu perpanjangan tangan dari pemerintah daerah, sehingga disampaikan ke camat agar lapangan ini dikembalikan ke Desa Tutuyan.
“Kalau kami harus melewati camat dulu, kami sampaikan ke camat kalau tidak bisa dirawat, apa salahnya kembalikan ke desa, bagaimana jadinya tinggal desa yang mengaturnya,” ucapnya.
Meskipun bukan asset desa, sesekali kata brury, rumput di lapangan pondabo sering dirinya dan masyarakat membersihkan dengan memotong rumput yang tumbuh. Itu karena atas perintah Camat, ia pun membersihkan.
Brury bercerita, saat pertama dibangun dirinya belum menjadi sangadi (kepala desa), namun lapangan pondabo waktu itu sudah dikerjakan. Setelah dirinya menjadi sangadi, tiba-tiba ada anggaran untuk pembuatan taman pondabo, tapi tidak melapor ke desa saat membangun, sekitar 2017.
“Masalahnya tidak melapor, harapannya selesai namun tidak selesai. Sebenarnya bila sudah diserahkan ke desa, sedikit demi sedikit bisa dianggarkan, tapi karena bukan asset desa tidak bisa dianggarkan, kalau dianggarkan oleh desa, nantinya salah lagi,” jelas Brury.
Ia pun berharap, lapangan Pondabo bisa dihibahkan ke pemdes Tutuyan oleh pemerintah daerah Boltim.
“Bila diserahkan ke desa, taman pondabo akan dibangun bertahap. Namun akan dilakukan pertemuan dan musyawarah dengan BPD dan pemuka masyarakat,” tutup Brury Paputungan.
Selain pemerintah desa Tutuyan yang menginginkan lapangan pondabo menjadi asset desa, dinas pemuda dan olahraga (Dispora) Boltim juga menginginkan lapangan pondabo dijadikan asset Dispora.
Kepala Dispora Boltim, Rahman Hulalata mengatakan keberadaan lapangan pondabo sangat strategis, dan sangat berpotensi untuk dijadikan lapangan olahraga terbuka (Open Sport Field).
“Jika Bupati Sehan Landjar menunjuk kami untuk mengambil alih lapangan pondabo, dengan cepat saya akan bekerja dan merombak lapangan tersebut menjadi lapangan olahraga terbuka,” ujar Rahman Hulalata.
Kata dia, beberapa Kabupaten/Kota lain di Sulawesi Utara (Sulut) sudah menerapkan lapanga olahraga terbuka, sehingga tidak ada salahnya lapangan pondabo dikembangkan menjadi fasilitas public yang baru bagi masyarakat Boltim.
“Nantinya lapangan tersebut akan dibangun lapangan bola voli, badminton, basket, fitness, tempat bermain anak, dan buat ASN akan dibuatkan car free day di hari jumat/sabtu,” terangnya.
Rahman menambahkan, bila lapangan pondabo dibangun menjadi lapangan olahraga terbuka, maka efek perekonomian pun bisa jalan untuk masyarakat Tutuyan khususnya dan Boltim pada umumnya.
Semoga saja ada titik terang lapangan pondabo di tahun 2020 mendatang, apakah akan kembali ke desa tutuyan atau dispora yang akan mengelolahnya, ataukah akan terbengkalai lagi, kita tunggu saja.
(Riswan Hulalata)