Minut, BeritaManado.com – Keluhan masyarakat tentang adanya pencatutan nama dalam hasil survei, membuat Konsultan Citra Indonesia Political and Business Consultant Lingkaran Survei Indonesia (KCI LSI) buka suara.
Kepada BeritaManado.com, Sahril selaku Koordinator KCI LSI wilayah Sulut, membenarkan pihaknya pada Jumat (28/8/2020) melakukan spot check ke sejumlah koresponden salah satunya kepada warga Minahasa Utara, Novri Dotulong.
Spot check dilakukan untuk memonitoring kinerja petugas survei tahap pertama yang turun pada 21-22 Agustus 2020.
Dijelaskan Sahril, spot check merupakan salah satu metode monitoring berlapis dari KCI LSI untuk menjaga akurasi data hasil survei.
“Kalau di metode survei kami, ketika selesai survei tahap pertama, kami harus turun monitoring untuk kita pastikan apakah betul petugas kita sampai atau tidak ke koresponden. Dari hasil monitoring itu bisa diketahui misalkan ada petugas yang curang dan lain-lain sebagainya. Jika ada yang ternyata tidak turun lapangan, maka kami lakukan survei baru namun koresponden yang berbeda,” ujar Sahril, Selasa (1/9/2020).
Sahril mengambil contoh kasus di rumah koresponden Novry Dotulong, ketika mendapati ada petugas yang ‘nakal’ maka pihak KCI LSI langsung menurunkan petugas survei senior untuk melakukan perbaikan data demi menghasilkan akurasi data yang bisa dipertanggungjawabkan.
“Kalau ada lembaga survei yang turun lalu tidak diikuti monitoring lanjutan, nah itu (hasilnya, red) diragukan. Tapi tim kami turun untuk validasi data kami menjaga akurasi dan validasi di lapangan. Kami harus memastikan bahwa riset ini berjalan sesuai dengan metode, pengumpulan data sudah sesuai dengan aturan,” tambah Sahril.
Sebelumnya diberitakan seorang warga di Kabupaten Minahasa Utara (Minut) mendapati namanya dicatut lembaga survei.
Menurut warga ia dan istri tidak pernah diambil keterangan sebelumnya oleh tim survei.
Kejadian itu diketahui setelah datang tim survei untuk mengecek hasil survei sebelumnya.
(Finda Muhtar)