Boroko, BeritaManado.com – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI memberikan bantuan kuota internet untuk memperlancar proses belajar mengajar peserta didik selama pandemi Covid-19.
Program pemberian kuota internet bagi peserta didik tersebut termaktub dalam Surat Edaran nomor: 8202/C/PD/2020 tanggal 27 Agustus 2020.
Bantuan kuota tersebut diberikan kepada siswa, guru, mahasiswa, dan dosen dengan rincian kuota sebesar 35 GB per bulan, guru 42 GB per bulan, mahasiswa dan dosen 50 GB per bulan.
Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut), Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) termasuk salah satu daerah yang menerima bantuan kouta internet tersebut.
“Sampai saat ini guru dan kepala sekolah SD sampai SMP se Bolmut masih dalam perekapan data siswa sebab masih akan diinput terlebih dahulu ke dalam data pokok pendidikan (Dapodik),” kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sulha Mokodompis kepada BeritaManado.com Senin (30/8/2020).
Dijelaskannya, Dapodik merupakan aplikasi yang memuat sistem pendataan dalam skala nasional dan terpadu, informasi dalam Dapodik merupakan sumber data dalam pendidikan nasional.
“Segala kebijakan terkait pendidikan salah satunya berdasarkan data dalam Dapodik,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Bolangitang Barat Sjamsur Patilima menyembut, pemberian bantuan kouta internet oleh Kemnedikbud RI kepada siswa di Indonesia termasuk Bolmut sangat membantu proses pembelajaran jarak online (daring).
“Saat ini para guru SMPN 1 Bolbar sedang turun lapangan mendata nomor telepon seluler siswa dan memasukkannya ke Dapodik sesuai dengan Nomor Induk Siswa Nasional (NISN),” bebernya.
Diungkapkannya, jika ada siswa atau anggota keluarga yang tidak memiliki nomor telepon seluler maka akan dilakukan pembelajaran secara luring (tatap muka), begitu pun sebaliknya jika ada siswa yang tak terinput di Dapodik maka tidak akan mendapatkan bantuan kouta internet dari Kemendikbud RI.
“Untuk SMPN SMP Bolbar total jumlah murid ada 384 siswa, dari sekian jumlah tersebut ada sebagian siswa dan anggota keluarga yang tidak memiliki telepon seluler,” tuturnya.
Lanjut Sjamsur, ada sebagian siswa memang memiliki telepon tapi bukan telepon android, nah sedangkan untuk mendapat bantuan ini khusus telepon android.
(Nofriandi Van Gobel)