Manado, BeritaManado.com — Sulawesi Utara (Sulut) menjadi tuan rumah pelaksanaan Konferensi Besar (Konbes) XXIII Gerakan Pemuda (GP) Ansor.
Kegiatan yang dibuka 18 September 2020, resmi berakhir Minggu (20/9/2020).
Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas, mengatakan Konbes GP Ansor adalah pembahasan program kerja dan membicarakan hal-hal penting untuk diteruskan dalam Kongres GP Ansor nanti.
“Konbes kali ini diselenggarakan untuk menetapkan kebijakan organisasi agar GP Ansor terus berkhidmat dan beradaptasi dengan kebiasaan baru di era digital,” terang Yaqut Cholil Qoumas.
Menurut Cholil, peserta Konbes di Sulut sekitar 150 orang terdiri dari Pengurus Pimpinan Pusat dan utusan 34 Pimpinan Wilayah GP Ansor se-Indonesia.
Dikatakan, alasan dipilihnya Sulut karena merupakan miniatur Indonesia, dimana keberagaman, toleransi dan saling menghargai perbedaan begitu dijunjung tinggi.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada pemprov Sulut karena memberi dukungan penuh demi terselenggaranya acara.
Yaqut turut memuji kinerja Pemerintah di Sulut yang begitu serius memerangi pandemi COVID-19.
Hal itu katanya, tidak terlepas dari kepemimpinan Gubernur Olly Dondokambey yang konsisten berkoordinasi bersama semua element.
“Dan saya meminta Ansor di Sulut mendukung kebijakan pemerintah, selama itu untuk kebaikan umat,” pesannya.
Konbes GP Ansor dibuka langsung Presiden Joko Widodo melalui layanan virtual di Hotel Mercure, Kabupaten Minahasa.
Presiden mengapresiasi kiprah GP Ansor, dimana lebih dari setengah abad masih berdiri kokoh dan memainkan peran sebagai simbol kebangsaan.
“GP Ansor terbukti menjadi perekat di tengah keragaman dan perbedaan. Bahkan kehadiran Banser GP Ansor telah ikut memberikan rasa aman bagi semua anak bangsa,” kata Presiden.
Gubernur Olly Dondokambey, Wakil Gubernur Steven Kandouw dan Ketua DPRD Provinsi, Andrei Angouw mengadiri pembukaan Konbes GP Ansor.
Dalam sambutan, Olly Dondokambey mengucapkan terima kasih karena sudah memilih Sulut sebagai tempat penyelenggaraan.
Menurut dia, dipilihnya Minahasa sebagai pelaksanaan Konbes GP Ansor sangat tepat dengan pertimbangan historis dan aktualisasi.
Terlebih Minahasa menjadi peletak dasar gerakan kerukunan dengan datangnya para ulama-ulama Jawa dan Sumatera di Minahasa antara lain Kiai Mojo, Pangeran Diponegoro dan Imam Bonjol.
“Dengan demikian, GP Ansor menunjukkan suatu gerakan kesinambungan sebagai aktualisasi pada estafet sejarah. GP Ansor harus tetap menjadi ujung tombak merawat kerukunan nasional yang berpijak pada nilai-nilai kebangsaan sesuai Pancasila. Saya menjadi saksi bagaimana pilar kerukunan di Sulut terjaga karena kekuatan nilai-nilai kerukunan dibangun dan dirawat oleh kader Ansor dan pemuda gereja,” kata Dondokambey.
Konbes GP Ansor sejatinya dijadwalkan pada Maret 2020, namun tertunda akibat wabah corona.
Namun, pandemi ternyata telah membuka ruang percepatan inovasi dan teknologi sehingga konferensi bisa diselenggarakan dengan cara-cara yang baru pula.
(Alfrits Semen)