Manado – Bank Negara Indonesia (BNI) Manado siap membantu pembiayaan industri rumah panggung sehingga mampu berkembang dan bersaing di pasar internasional. Pemimpin BNI Wilayah XI Manado, Joppy Lamonge mengatakan industri rumah panggung khususnya di Kecamatan Tombasian sangat potensial ada sekitar 30 hingga 40 industri yang menghasilkan rumah adat Minahasa.
“Program ini diberi nama Kampung BNI Rumah Panggung karena berorientasi di satu wilayah dengan industri yang sama,” ujar Lamonge.
Kata Lamonge, pembiayaan terhadap industri rumah panggung tersebut dapat dibiayai melalui BNI Griya, tetapi menggunakan pola yang selama ini dikembangkan BNI yakni kemitraan. “Pola kemitraan terbukti sangat baik, sebab mempermudah bank mengenali nasabah demikian juga soal pamasaran tidak menjadi masalah lagi,” kata Lamonge.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Sulut, Sanny Parengkuan mengatakan, saat ini baru mengekspor produk kayu kelapa, sedangkan rumah panggung terhenti namun optimis dapat bangkit kembali apalagi kalau ada dukungan pembiayaan perbankan.
Rumah panggung, pernah menjadi andalan Sulut untuk ekspor, tercatat beberapa negara menjadi pembeli diantaranya Argentina, Spanyol, India dan beberapa negara di Eropa. “Dukungan permodalan bagi industri rumah panggung dibutuhkan mengingat cukup tinggi biaya yang harus dikeluarkan dalam pembuatan satu unit rumah tersebut,” kata Parengkuan.(IS)
Manado – Bank Negara Indonesia (BNI) Manado siap membantu pembiayaan industri rumah panggung sehingga mampu berkembang dan bersaing di pasar internasional. Pemimpin BNI Wilayah XI Manado, Joppy Lamonge mengatakan industri rumah panggung khususnya di Kecamatan Tombasian sangat potensial ada sekitar 30 hingga 40 industri yang menghasilkan rumah adat Minahasa.
“Program ini diberi nama Kampung BNI Rumah Panggung karena berorientasi di satu wilayah dengan industri yang sama,” ujar Lamonge.
Kata Lamonge, pembiayaan terhadap industri rumah panggung tersebut dapat dibiayai melalui BNI Griya, tetapi menggunakan pola yang selama ini dikembangkan BNI yakni kemitraan. “Pola kemitraan terbukti sangat baik, sebab mempermudah bank mengenali nasabah demikian juga soal pamasaran tidak menjadi masalah lagi,” kata Lamonge.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Sulut, Sanny Parengkuan mengatakan, saat ini baru mengekspor produk kayu kelapa, sedangkan rumah panggung terhenti namun optimis dapat bangkit kembali apalagi kalau ada dukungan pembiayaan perbankan.
Rumah panggung, pernah menjadi andalan Sulut untuk ekspor, tercatat beberapa negara menjadi pembeli diantaranya Argentina, Spanyol, India dan beberapa negara di Eropa. “Dukungan permodalan bagi industri rumah panggung dibutuhkan mengingat cukup tinggi biaya yang harus dikeluarkan dalam pembuatan satu unit rumah tersebut,” kata Parengkuan.(IS)