Belang – Rasa nasionalisme kepala sekolah bahkan guru – guru di SD N 1 Belang sangat memprihatinkan. Bagaimana tidak, bendera merah putih yang dulunya dinaikkan dan diturunkan setiap hari, kini tidak lagi demikian. Hal itu sengaja dibiarkan terus berkibar di bawah terpaan agin, hujan, dan panas hingga serat kain mulai putus. Jadi kalau guru saja tak peduli, bagaimana dengan muridnya?
Kenyataan ini sungguh sangat bertolak belakang dengan rutinitas guru – guru di sekolah tersebut yang pada saat – saat tertentu mengajarkan kepada murid – murid untuk mencintai dan menghormati simbol – simbol Negara dimana salah satunya adalah bendera merah putih, sementara diri mereka sendiri tidak mengamalkan bahan – bahan yang diajari. Ini sama saja dengan mendidik generasi bangsa ini dengan kebohongan.
Agustam Paturusi, salah satu mantan murid sekolah tersebut mengaku sangat prihatin dengan sekolah tersebut. “Dulu saya dan teman – teman digilir untuk menaikkan dan menurunkan bendera. Bendera dinaikkan pada pagi hari sebelum jam pelajaran dimulai, dan diturunkan saat pulang sekolah. Saat menaikkan dan menurunkan bendera pun harus sikap sempurna dan memberi hormat. Saya tidak melihat lagi hal itu saat ini,” ungkapnya. (ang)
Belang – Rasa nasionalisme kepala sekolah bahkan guru – guru di SD N 1 Belang sangat memprihatinkan. Bagaimana tidak, bendera merah putih yang dulunya dinaikkan dan diturunkan setiap hari, kini tidak lagi demikian. Hal itu sengaja dibiarkan terus berkibar di bawah terpaan agin, hujan, dan panas hingga serat kain mulai putus. Jadi kalau guru saja tak peduli, bagaimana dengan muridnya?
Kenyataan ini sungguh sangat bertolak belakang dengan rutinitas guru – guru di sekolah tersebut yang pada saat – saat tertentu mengajarkan kepada murid – murid untuk mencintai dan menghormati simbol – simbol Negara dimana salah satunya adalah bendera merah putih, sementara diri mereka sendiri tidak mengamalkan bahan – bahan yang diajari. Ini sama saja dengan mendidik generasi bangsa ini dengan kebohongan.
Agustam Paturusi, salah satu mantan murid sekolah tersebut mengaku sangat prihatin dengan sekolah tersebut. “Dulu saya dan teman – teman digilir untuk menaikkan dan menurunkan bendera. Bendera dinaikkan pada pagi hari sebelum jam pelajaran dimulai, dan diturunkan saat pulang sekolah. Saat menaikkan dan menurunkan bendera pun harus sikap sempurna dan memberi hormat. Saya tidak melihat lagi hal itu saat ini,” ungkapnya. (ang)