Manado, BeritaManado.com — Kotak kosong menjadi isu menarik menjelang Pemilihan Serentak di Sulut.
Apalagi, kotak kosong pernah menjadi peserta pilkada pada pesta demokrasi di Minahasa Tenggara.
Melihat fenomena politik terkini, kehadiran kotak kosong memungkinkan terjadi.
Terlebih jika dukungan mayoritas partai politik mengarah pada satu pasangan calon saja.
Tokoh Pemuda Sulut, Octavianus Kerap mengamini hal itu.
Octavianus Kerap, melihat potensi itu bisa terjadi di Pemilihan Serentak Minahasa Utara (Minut).
Kondisi ini kata Kerap, biasanya akibat dua indikator klasik.
Pertama terang dia, adalah ketidaksiapan partai dan kandidatnya dalam memenuhi persyaratan dukungan yang disyaratkan undang-undang.
“Oke partai sudah memberikan SK. Namun baik sang kandidat maupun partainya tidak mampu mencari rekan koalisi atau gabungan partai koalisi. Yah otomatis tidak akan memenuhi syarat,” terang Wakil Ketua KNPI Sulut ini Kepada BeritaManado.com, Selasa (11/8/2020).
Penyebab lain, lanjut Octavianus, partai dan bakal calon tidak konsisten terhadap komitmen yang sebelumnya disepakati bersama teman koalisi.
“Mungkin saja antar koalisi terjadi ingkar janji, karena mengusung calon memerlukan visi seirama, belum lagi dengan kesiapan biaya,” ujarnya.
Dikatakan Octavianus, tidak bisa dipungkiri mayoritas partai politik kini lebih condong kepada Joune Ganda.
“Kembalikan ke indikator tadi. Berarti Joune Ganda yang paling mampu memenuhi syarat dukungan dan konsiten dengan parpol pengusung,” bebernya.
Octavianus menuturkan, kotak kosong pada pemilihan serentak diatur rapi dalam undang-undang.
Olehnya ia menyayangkan jika ada sebagian pihak menuding upaya menghadirkan kotak kosong sebagai strategi tidak etis.
“Justru merekalah yang tidak paham aturan main dan dinamika berpolitik,” tandasnya.
Joune Ganda Berkomitmen dan Dipercaya
Sosok Joune Ganda terus menjadi perbincangan setelah sejumlah partai politik ramai-ramai memberi dukungan dalam perhelatan Pemilihan Bupati (Pilbup) Minut 9 Desember 2020.
Bakal calon bupati ini disebut punya karakter kuat sehingga berhasil meyakinkan partai politik untuk mendukungnya.
Roy Maramis, tokoh masyarakat Minut yang juga mantan Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Manado mengatakan, Joune Ganda adalah sosok yang memegang komitmen sehingga dapat dipercaya orang lain.
“Saya tidak kaget jika banyak partai politik mau mendukung Pak Joune Ganda. Berarti calon lain tidak mampu meyakinkan. Pak Joune Ganda ini saya kenal sebagai tokoh muda yang sangat memegang komitmen. Dia serius ingin membawa perubahan bagi Minahasa Utara dan dia mampu meyakinkan para petinggi partai dan turun langsung meyakinkan masyarakat,” ujar Roy Maramis.
Maramis menilai, Joune Ganda tidak salah jika banyak didukung partai politik, terlebih regulasi memungkinkan untuk calon tunggal maju di Pilkada.
“Kalau hanya ada calon tunggal, artinya partai memiliki pemikiran yang sama terhadap satu calon. Calon tunggal juga dimungkinkan karena aturan membolehkan. Kalau aturan membolehkan, kenapa dipermasalahkan? Kalau partai beralih dukungan berarti kemungkinan ada komitmen yang dilanggar,” tegas Maramis.
Sementara itu politisi Fabian Kaloh menilai, kepercayaan adalah kunci sukses politisi.
“Gonjang-ganjing politik pra Pilkada khususnya soal pasangan calon, siapa berpasangan dengan siapa dan partai apa yang mengusung dan mendukung tidak akan lepas dari kepercayaan atau trust. Kepercayaan dari partai untuk paslon tentunya tidak langsung percaya, karena sudah pasti ada proses yang dilewati yang tentu juga tidak semudah membalik telapak tangan,” kata Fabian Kaloh.
Diketahui sejumlah partai yang telah memberi dukungan kepada pasangan Joune Ganda-Kevin Lotulung di antaranya PDIP (9 kursi) Demokrat (4 kursi), Perindo (1 kursi) dan PKB (1 kursi).
Informasi yang didapat, Gerindra (2 kursi), PKPI (1 kursi), PAN (1 kursi), dan PBB (1 kursi) juga telah merapat ke kubu Joune Ganda.
Artinya, masih ada 10 kursi yang akan bertarung, yaitu Golkar (4 kursi), Hanura (1 kursi) dan NasDem (5 kursi).
Total perolehan kursi di DPRD Minahasa Utara sebanyak 30 kursi.
Sejauh ini telah ada empat partai yang beralih dukungan terhadap para bakal calon.
Golkar sebelumnya mendukung kader NasDem Shintia Rumumpe berpasangan dengan Ketua Golkar Minut Denny Wowiling (NasDem-Golkar) namun akhirnya batal dimana NasDem memasangkan Shintia Rumumpe dengan Ketua PKB Minut Sarhan Antili (NasDem-PKB).
Pasangan Shintia Rumumpe-Sarhan Antili juga bubar di tengah jalan ketika Shintia mulai melakukan sosialisasi berpasangan dengan Kaban Keuangan Pemkab Minut Petrus Macarau.
Golkar kemudian mendukung pasangan Sompie Singal-Joppi Lengkong, disusul PKB mendukung pasangan Joune Ganda-Kevin Lotulung.
Sementara PBB sendiri merupakan partai pertama yang menyatakan dukungan untuk paslon Joune Ganda-Kevin Lotulung, namun belakangan Ketua PBB Minut Azhar berpindah hati dan mendukung pasangan Shintia Rumumpe-Petrus Macarau dengan alasan agar tidak ada calon tunggal di Minut.
Namun dukungan Ketua PBB Minut Azhar justru tidak direstui DPP PBB yang akhirnya membatalkan dukungan kepada pasangan ini.
Hanura Minut pun mengalami hal serupa ketika Ketua Hanura Minut Novie Ngangi gencar mendukung Shintia Rumumpe, namun belum juga mendapat restu DPP Hanura.
Apalagi di tingkat anak ranting, Hanura justru mendukung pasangan Sompie Singal-Joppi Lengkong.
(Alfrits Semen/Finda Muhtar)