USIA Winsulangi Salindeho yang sudah kepala enam tidak bisa menghalangi semangatnya dalam pencalonan sebagai bupati di Pemilukada Kabupaten Kepulauan Sitaro tahun ini. Lelaki ini terlihat begitu enerjik.
Tim Malunsemahe yang mengurusi manajemen pemenangan Bu Winsu, begitu suami Meiva Salindeho-Lintang itu sering disapa, menceritakan berbagai pengalaman yang dialami bersama sang calon. Yang bersangkutan, menurut kepala bagian rumah tangga tim, Max Pontoh, sering bangun paling awal.
“Jam lima atau paling lambat setengah enam dia sudah bangun, bahkan sering bangun duluan dari anggota tim pemenangan,” tutur Maxi, Kamis (23/5).
Ada satu pengalaman menarik yang dialami anggota Malunsemahe bersama kandidat, seputar kunjungannya ke pulau-pulau di Sitaro selang dua bulan akhir. Itu adalah kebiasan Bu Winsu berjalan kaki menempuh jarak berkilo-kilo meter.
Ketika mengunjungi Biaro akhir April lalu, Bu Winsu dan rombongan berlabuh di dermaga Sawangino. Menuju ke Kampung Lamango, dia menolak naik motor dan jalan kaki sejauh 3 kilo saat cuaca masih cukup terik.
“Jadi calon jalan kaki sampai Lamango, padahal saat itu waktu masih sekitar jam setengah tiga sore,” tutur Wemprit Jacobs, Koordinator Tim Biaro.
Hal sama dilakukan mantan Bupati Kabupaten Kepulauan Sangihe itu usai melantik tim pemenangan di Pulau Ruang akhir April. Dari Kampung Laingpatehi menuju Pumpente, lagi-lagi Bu Winsu melakukan aksi long march dikawal ratusan massa.
“Jalan kaki 4 kilo di siang hari, jelas ini butuh tenaga ekstra, tapi Bu Winsu bisa dan tetap bugar, juga seperti biasa penuh semangat,” ujar Kepala Sekretariat Malunsemahe, Ishak Sandala, yang ikut dengan rombongan tersebut.
Yang fenomenal saat Bu Winsu diundang masuk ibadah pagi merayakan Kenaikan Tuhan Yesus oleh GMIST Tapile di Pulau Kuluhe yang ditempuh setengah jam perjalanan laut dari pelabuhan Ulu. Mengunjungi kampung sebelah, Salindeho jalan kaki melalui medan super berat.
“Jalannya memang sudah dibetonisasi, tapi harus mendaki terjal dan melalui turunan yang sangat licin karena saat itu baru habis hujan, tapi pak Winsu jalan paling depan dan paling cepat tiba ditujuan, dia terlihat bugar sementara kami ngos-ngosan karena jarak 2 kilo seperti 10 kilo karena medannya berat,” ujar Ivana Adilang, salah satu personil tim yang menyertai yang bersangkutan.
“Kami yang jauh lebih muda kok bisa kalah dengan dia,” sebut Ivana setengah bergumam. (alf)
USIA Winsulangi Salindeho yang sudah kepala enam tidak bisa menghalangi semangatnya dalam pencalonan sebagai bupati di Pemilukada Kabupaten Kepulauan Sitaro tahun ini. Lelaki ini terlihat begitu enerjik.
Tim Malunsemahe yang mengurusi manajemen pemenangan Bu Winsu, begitu suami Meiva Salindeho-Lintang itu sering disapa, menceritakan berbagai pengalaman yang dialami bersama sang calon. Yang bersangkutan, menurut kepala bagian rumah tangga tim, Max Pontoh, sering bangun paling awal.
“Jam lima atau paling lambat setengah enam dia sudah bangun, bahkan sering bangun duluan dari anggota tim pemenangan,” tutur Maxi, Kamis (23/5).
Ada satu pengalaman menarik yang dialami anggota Malunsemahe bersama kandidat, seputar kunjungannya ke pulau-pulau di Sitaro selang dua bulan akhir. Itu adalah kebiasan Bu Winsu berjalan kaki menempuh jarak berkilo-kilo meter.
Ketika mengunjungi Biaro akhir April lalu, Bu Winsu dan rombongan berlabuh di dermaga Sawangino. Menuju ke Kampung Lamango, dia menolak naik motor dan jalan kaki sejauh 3 kilo saat cuaca masih cukup terik.
“Jadi calon jalan kaki sampai Lamango, padahal saat itu waktu masih sekitar jam setengah tiga sore,” tutur Wemprit Jacobs, Koordinator Tim Biaro.
Hal sama dilakukan mantan Bupati Kabupaten Kepulauan Sangihe itu usai melantik tim pemenangan di Pulau Ruang akhir April. Dari Kampung Laingpatehi menuju Pumpente, lagi-lagi Bu Winsu melakukan aksi long march dikawal ratusan massa.
“Jalan kaki 4 kilo di siang hari, jelas ini butuh tenaga ekstra, tapi Bu Winsu bisa dan tetap bugar, juga seperti biasa penuh semangat,” ujar Kepala Sekretariat Malunsemahe, Ishak Sandala, yang ikut dengan rombongan tersebut.
Yang fenomenal saat Bu Winsu diundang masuk ibadah pagi merayakan Kenaikan Tuhan Yesus oleh GMIST Tapile di Pulau Kuluhe yang ditempuh setengah jam perjalanan laut dari pelabuhan Ulu. Mengunjungi kampung sebelah, Salindeho jalan kaki melalui medan super berat.
“Jalannya memang sudah dibetonisasi, tapi harus mendaki terjal dan melalui turunan yang sangat licin karena saat itu baru habis hujan, tapi pak Winsu jalan paling depan dan paling cepat tiba ditujuan, dia terlihat bugar sementara kami ngos-ngosan karena jarak 2 kilo seperti 10 kilo karena medannya berat,” ujar Ivana Adilang, salah satu personil tim yang menyertai yang bersangkutan.
“Kami yang jauh lebih muda kok bisa kalah dengan dia,” sebut Ivana setengah bergumam. (alf)