Manado, BeritaManado.com — Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Laskar Manguni Indonesia (LMI) yang pertama sukses dilaksanakan pada Sabtu (7/4/2018) lalu di Graha Gubernuran, Manado.
Pada kesempatan tersebut, Koordinator nasional/Internasional LMI, Tonaas Nusantara AP Farry A Malonda menyuarakan seruan LMI yang kian memantapkan posisi LMI sebagai ormas nasionalis.
Berikut isi seruan LMI pada momen Rakernas pertama di Manado:
Beberapa masalah di Indonesia hari ini menjadi kepedulian sekaligus keprihatinan dari Laskar Manguni Indonesia (LMI).
Sebagai bagian integral dari bangsa Indonesia, yaitu sebagai organisasi kemasyarakatan (Ormas) yang eksistensinya diakui negara, LMI terpanggil untuk memberikan masukan, telaah, kritik bahkan sekaligus pada saatnya akan mengambil langkah tindak untuk mencari solusi bersama atas masalah-masalah yang diidentifikasi ini.
Dalam momentum pertemuan akbar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) LMI yang pertama, yang diantaranya turut dihadiri oleh elemen-elemen organisasi LMI di luar negeri, LMI mengeluarkan beberapa butir seruan terhadap bangsa dan negara Indonesia.
Seruan ini adalah bukti partisipasi LMI terhadap pembenahan bangsa dan negara Indonesia ke arah yang lebih baik.
Dengan kesadaran dan keprihatinan yang tinggi LMI telah mencermati, di Indonesia telah terjadi beberapa kali tindakan yang nyata dan terbuka yang menggugat eksistensi dari kesaktian dasar negara dan ideologi Pancasila.
Dalam kaitan tersebut, Laskar Manguni Indonesia (LMI) meminta pemerintah dan negara untuk melakukan langkah-langkah koreksional ke arah pembinaan ideologi Pancasila dengan aksi-aksi antisipasi simpatik lewat pendidikan kewarganegaraan Pancasila.
Laskar Manguni Indonesia (LMI) juga menyerukan agar pemerintah dan negara mengambil langkah-langkah keras untuk menindak dan meluruskan kelompok-kelompok anasir anti Pancasila.
Dalam kaitan ini, Laskar Manguni Indonesia (LMI) menyambut kebijakan untuk membangun kembali semangat ideologi bernegara Indonesia, yaitu Pancasila lewat badan yang secara khusus menangani pembinaan ideologi Pancasila.
LMI mendesak agar langkah-langkah nyata segera dilaksanakan oleh lembaga ini untuk memperkuat ideologi Pancasila dan penguatan kehidupan bermasyarakat yang selaras dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika sebagai kebutuhan Indonesia sebagai bangsa yang sangat majemuk, namun bertekad kuat untuk terus bersatu.
Dengan kewaspadaan yang sangat siaga, LMI pada beberapa tahun terakhir telah mencermati berbagai tanda-tanda disintegrasi sosial dan ancaman kebangsaan Indonesia akibat dari rusaknya kepastian perlindungan hak-hak kewarganegaraan yang adil dan setara yang diakibatkan oleh tindakan berbagai kelompok intoleran di Indonesia.
Kelompok-kelompok itu, dengan mengatasnamakan membela kepentingan agama tertentu, telah secara terbuka dan nyata-nyata melakukan tindakan yang menekan ekspresi ritual dan selebrasi keagamaan kelompok agama lain, serta tidak memberikan kesempatan dan jaminan pendirian tempat peribadatan kelompok agama padahal hal itu merupakan bagian dari hak-hak beragama semua warga negara yang dijamin hukum, perundangan dan konstitusi negara.
Terhadap realitas-realitas intoleransi ekspresi agama, ritual dan selebrasi keagamaan dan ketidakpastian akan pendirian rumah ibadat LMI menyerukan agar pemerintah dan semua aktor negara untuk memastikan kepastian jaminan hak-hak konstitusional beragama dan beribadah sesuai agama dan kepercayaannya masing-masing.
Pemerintah diserukan agar mengambil langkah-langkah untuk merumuskan kebijakan kerukunan antar masyarakat agama-agama yang didasarkan pada konstitusi dan hak-hak azasi manusia (HAM).
Dengan keprihatinan yang mendalam, LMI telah mendalami dengan cermat bahwa kini bisnis besar narkoba yang telah menjadikan Indonesia sebagai pasar utamanya. Kini jumlah pengguna narkoba mencapai angka 5,9 juta dengan jumlah korban yang tewas perhari sebanyak 40 orang.
Terhadap realitas ini, LMI menyerukan pemerintah mengambil langkah-langkah kebijakan nyata dan terukur untuk menekan laju penyalahgunaan narkoba, serta untuk memerangi upaya para bandar narkoba untuk merubah Indonesia menjadi pasar besar narkoba.
Dengan kepedulian yang sangat besar, LMI telah mengamati berbagai fenomena perampokan uang negara atau korupsi oleh aparat pemerintah pusat atau daerah, DPR/DPRD, DPD, Polisi, Jaksa, Hakim/Hakim Mahkamah Konstitusi, Menteri, Pengacara, pebisnis gelap dan penyuap pejabat, serta para pendidik.
Terhadap persoalan ini, LMI menyerukan agar pemerintah dan negara tetap berada pada langgam yang sama dalam upaya pemberantasan korupsi dan dalam upaya jangka panjang membangun masyarakat Indonesia modern dengan praktik bernegara dan praktik berpemerintah yang bersih dan akuntabel.
LMI akan melakukan upaya untuk mendorong berbagai aparat penindak praktik korupsi agar bekerja secara konsisten dan tidak goyah oleh berbagai tekanan, bujukan dan muslihat apapun.
Demikian beberapa butir seruan yang dikeluarkan LMI dari tempat pelaksanaan Rakernas I di Manado. Kiranya keprihatinan ini ditanggapi dengan bijak dan dijadikan patokan untuk perubahan Indonesia kini.
(***/sri)
Baca juga:
- Hadiri Rakernas LMI, Ini Kata Wali Kota VICKY LUMENTUT
- Rakernas Pertama, Tonaas Nusantara Ungkap Sejarah Kelahiran LMI
- Gubernur Sulut Buka Rakernas LMI, HANNY PANTOUW: Kita Ormas Nasionalisme
- Tommy Pantouw: LMI Minsel Dukung Kejari Tuntaskan Kasus Pemecah Ombak
- Dilepas Kapolres WINARDI PRABOWO, LMI Minsel Ikut Rakernas
Manado, BeritaManado.com — Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Laskar Manguni Indonesia (LMI) yang pertama sukses dilaksanakan pada Sabtu (7/4/2018) lalu di Graha Gubernuran, Manado.
Pada kesempatan tersebut, Koordinator nasional/Internasional LMI, Tonaas Nusantara AP Farry A Malonda menyuarakan seruan LMI yang kian memantapkan posisi LMI sebagai ormas nasionalis.
Berikut isi seruan LMI pada momen Rakernas pertama di Manado:
Beberapa masalah di Indonesia hari ini menjadi kepedulian sekaligus keprihatinan dari Laskar Manguni Indonesia (LMI).
Sebagai bagian integral dari bangsa Indonesia, yaitu sebagai organisasi kemasyarakatan (Ormas) yang eksistensinya diakui negara, LMI terpanggil untuk memberikan masukan, telaah, kritik bahkan sekaligus pada saatnya akan mengambil langkah tindak untuk mencari solusi bersama atas masalah-masalah yang diidentifikasi ini.
Dalam momentum pertemuan akbar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) LMI yang pertama, yang diantaranya turut dihadiri oleh elemen-elemen organisasi LMI di luar negeri, LMI mengeluarkan beberapa butir seruan terhadap bangsa dan negara Indonesia.
Seruan ini adalah bukti partisipasi LMI terhadap pembenahan bangsa dan negara Indonesia ke arah yang lebih baik.
Dengan kesadaran dan keprihatinan yang tinggi LMI telah mencermati, di Indonesia telah terjadi beberapa kali tindakan yang nyata dan terbuka yang menggugat eksistensi dari kesaktian dasar negara dan ideologi Pancasila.
Dalam kaitan tersebut, Laskar Manguni Indonesia (LMI) meminta pemerintah dan negara untuk melakukan langkah-langkah koreksional ke arah pembinaan ideologi Pancasila dengan aksi-aksi antisipasi simpatik lewat pendidikan kewarganegaraan Pancasila.
Laskar Manguni Indonesia (LMI) juga menyerukan agar pemerintah dan negara mengambil langkah-langkah keras untuk menindak dan meluruskan kelompok-kelompok anasir anti Pancasila.
Dalam kaitan ini, Laskar Manguni Indonesia (LMI) menyambut kebijakan untuk membangun kembali semangat ideologi bernegara Indonesia, yaitu Pancasila lewat badan yang secara khusus menangani pembinaan ideologi Pancasila.
LMI mendesak agar langkah-langkah nyata segera dilaksanakan oleh lembaga ini untuk memperkuat ideologi Pancasila dan penguatan kehidupan bermasyarakat yang selaras dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika sebagai kebutuhan Indonesia sebagai bangsa yang sangat majemuk, namun bertekad kuat untuk terus bersatu.
Dengan kewaspadaan yang sangat siaga, LMI pada beberapa tahun terakhir telah mencermati berbagai tanda-tanda disintegrasi sosial dan ancaman kebangsaan Indonesia akibat dari rusaknya kepastian perlindungan hak-hak kewarganegaraan yang adil dan setara yang diakibatkan oleh tindakan berbagai kelompok intoleran di Indonesia.
Kelompok-kelompok itu, dengan mengatasnamakan membela kepentingan agama tertentu, telah secara terbuka dan nyata-nyata melakukan tindakan yang menekan ekspresi ritual dan selebrasi keagamaan kelompok agama lain, serta tidak memberikan kesempatan dan jaminan pendirian tempat peribadatan kelompok agama padahal hal itu merupakan bagian dari hak-hak beragama semua warga negara yang dijamin hukum, perundangan dan konstitusi negara.
Terhadap realitas-realitas intoleransi ekspresi agama, ritual dan selebrasi keagamaan dan ketidakpastian akan pendirian rumah ibadat LMI menyerukan agar pemerintah dan semua aktor negara untuk memastikan kepastian jaminan hak-hak konstitusional beragama dan beribadah sesuai agama dan kepercayaannya masing-masing.
Pemerintah diserukan agar mengambil langkah-langkah untuk merumuskan kebijakan kerukunan antar masyarakat agama-agama yang didasarkan pada konstitusi dan hak-hak azasi manusia (HAM).
Dengan keprihatinan yang mendalam, LMI telah mendalami dengan cermat bahwa kini bisnis besar narkoba yang telah menjadikan Indonesia sebagai pasar utamanya. Kini jumlah pengguna narkoba mencapai angka 5,9 juta dengan jumlah korban yang tewas perhari sebanyak 40 orang.
Terhadap realitas ini, LMI menyerukan pemerintah mengambil langkah-langkah kebijakan nyata dan terukur untuk menekan laju penyalahgunaan narkoba, serta untuk memerangi upaya para bandar narkoba untuk merubah Indonesia menjadi pasar besar narkoba.
Dengan kepedulian yang sangat besar, LMI telah mengamati berbagai fenomena perampokan uang negara atau korupsi oleh aparat pemerintah pusat atau daerah, DPR/DPRD, DPD, Polisi, Jaksa, Hakim/Hakim Mahkamah Konstitusi, Menteri, Pengacara, pebisnis gelap dan penyuap pejabat, serta para pendidik.
Terhadap persoalan ini, LMI menyerukan agar pemerintah dan negara tetap berada pada langgam yang sama dalam upaya pemberantasan korupsi dan dalam upaya jangka panjang membangun masyarakat Indonesia modern dengan praktik bernegara dan praktik berpemerintah yang bersih dan akuntabel.
LMI akan melakukan upaya untuk mendorong berbagai aparat penindak praktik korupsi agar bekerja secara konsisten dan tidak goyah oleh berbagai tekanan, bujukan dan muslihat apapun.
Demikian beberapa butir seruan yang dikeluarkan LMI dari tempat pelaksanaan Rakernas I di Manado. Kiranya keprihatinan ini ditanggapi dengan bijak dan dijadikan patokan untuk perubahan Indonesia kini.
(***/sri)
Baca juga:
- Hadiri Rakernas LMI, Ini Kata Wali Kota VICKY LUMENTUT
- Rakernas Pertama, Tonaas Nusantara Ungkap Sejarah Kelahiran LMI
- Gubernur Sulut Buka Rakernas LMI, HANNY PANTOUW: Kita Ormas Nasionalisme
- Tommy Pantouw: LMI Minsel Dukung Kejari Tuntaskan Kasus Pemecah Ombak
- Dilepas Kapolres WINARDI PRABOWO, LMI Minsel Ikut Rakernas