Bitung – Sejumlah ide dan gagasan disampaikan Ketua PMI Kota Bitung, Khouni Lomban Rawung usai menghadiri kegiatan HUT PMI Nasional ke-72 dirangkaikan dengan Temu Nasional Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (SIBAT) ke-2 di Taman Wisata Gunung Pancar Desa Karangtengah Kecamatan Babakanmadang Kabupaten Bogor, Minggu (17/09/2017).
Bersua dengan sejumlah Wartawan, Senin (18/09/2017) di Kantor TP PKK Kota Bitung, Khouni mempresentasikan apa yang didapatkan dalam kegiatan itu, terutama program Pemberdayaan Masyarakat Tangguh Bencana dan Pengelolaan Risiko Terpadu Berbasis Masyarakat.
“Tahun 2012 PMI sudah malai program ini yakni SIBAT di beberapa kelurahan dan program ini sangat tepat untuk diterapkan di Kota Bitung dalam mengantisipasi bencana,” kata Khouni dengan semangat.
Ia mengatakan, program Pemberdayaan Masyarakat Tangguh Bencana dan Pengelolaan Risiko Terpadu Berbasis Masyarakat adalah cara jitu untuk mengajak masyarakat peduli dan ambil bagian mengantisipasi serta saat bencana terjadi.
“Nah kita sendiri fokus ke Tim SIBAT yang sudah kita bentuk di beberapa kelurahan dengan jumlah 20 orang per kelurahan. Mereka ini adalah relawan atau masyarakat yang telah dilatih mengantisipasi dan menangani saat bencana,” katanya.
Dengan terbentuknya Tim SIBAT kata dia, resiko atau korban jiwa akibat bencana bisa diminimalis karena 20 personil yang ada di tiap kelurahan bisa melakukan deteksi dini serta mengarahkan masyarakat ke titik aman agar terhindar dari bencana.
“Tim SIBAT ini memiliki data per Kepala Keluarga hingga peta wilayah bencana di kelurahan masing-masing sehingga tahu persis akan kemana dan berbuat apa sebelum dan sesudah bencana,” katanya.
Untuk mewujudkan program itu, Ketua TP PKK Kota Bitung ini mengaku siap berkolabirasi dengan Pemkot dalam hal ini BPBD untuk mempersiapkan masyarakat tangguh bencana.
“Untuk itu mohon dukungan masyarakat agar program ini bisa merata di seluruh kelurahan dalam waktu dekat,” katanya.
Sementara itu, Ketua Markas PMI Kota Bitung, Sefferson Sumampouw menambahkan pembentukan Tim SIBAT di Kota Bitung merupakan bantuan palang merah Denmark atau Danish Red Cross (DRC) melalui program Integrated Community Base Risk Reduce (ICBBR) tahun 2012 dan 2013.
“Tahun 2012/2013 Tim SIBAT dibentuk di Kelurahan Mawali, Papusungan, Batuputih Atas dan Paudean. Kemudian ditahun 2014/2015 kelurahan Wangurer Barat yang dananya dari APBD,” katanya.
Tahun 2017 kata dia, sementara dipersiapkan Keluraha Pateten Tiga dengan tahapan assesment untuk dibentuk.
“PMI sendiri dari awal hingga kini terus berupaya memperkuat pemberdayaan masyarakat mempersiapkan ketangguhan menghadapi bencana, dan itu juga menjadi komitmen Pak Walikota dan Wakil Walikota Bitung untuk terus memperkuat kapasitas masyarakat,” katanya.(abinenobm)
Bitung – Sejumlah ide dan gagasan disampaikan Ketua PMI Kota Bitung, Khouni Lomban Rawung usai menghadiri kegiatan HUT PMI Nasional ke-72 dirangkaikan dengan Temu Nasional Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (SIBAT) ke-2 di Taman Wisata Gunung Pancar Desa Karangtengah Kecamatan Babakanmadang Kabupaten Bogor, Minggu (17/09/2017).
Bersua dengan sejumlah Wartawan, Senin (18/09/2017) di Kantor TP PKK Kota Bitung, Khouni mempresentasikan apa yang didapatkan dalam kegiatan itu, terutama program Pemberdayaan Masyarakat Tangguh Bencana dan Pengelolaan Risiko Terpadu Berbasis Masyarakat.
“Tahun 2012 PMI sudah malai program ini yakni SIBAT di beberapa kelurahan dan program ini sangat tepat untuk diterapkan di Kota Bitung dalam mengantisipasi bencana,” kata Khouni dengan semangat.
Ia mengatakan, program Pemberdayaan Masyarakat Tangguh Bencana dan Pengelolaan Risiko Terpadu Berbasis Masyarakat adalah cara jitu untuk mengajak masyarakat peduli dan ambil bagian mengantisipasi serta saat bencana terjadi.
“Nah kita sendiri fokus ke Tim SIBAT yang sudah kita bentuk di beberapa kelurahan dengan jumlah 20 orang per kelurahan. Mereka ini adalah relawan atau masyarakat yang telah dilatih mengantisipasi dan menangani saat bencana,” katanya.
Dengan terbentuknya Tim SIBAT kata dia, resiko atau korban jiwa akibat bencana bisa diminimalis karena 20 personil yang ada di tiap kelurahan bisa melakukan deteksi dini serta mengarahkan masyarakat ke titik aman agar terhindar dari bencana.
“Tim SIBAT ini memiliki data per Kepala Keluarga hingga peta wilayah bencana di kelurahan masing-masing sehingga tahu persis akan kemana dan berbuat apa sebelum dan sesudah bencana,” katanya.
Untuk mewujudkan program itu, Ketua TP PKK Kota Bitung ini mengaku siap berkolabirasi dengan Pemkot dalam hal ini BPBD untuk mempersiapkan masyarakat tangguh bencana.
“Untuk itu mohon dukungan masyarakat agar program ini bisa merata di seluruh kelurahan dalam waktu dekat,” katanya.
Sementara itu, Ketua Markas PMI Kota Bitung, Sefferson Sumampouw menambahkan pembentukan Tim SIBAT di Kota Bitung merupakan bantuan palang merah Denmark atau Danish Red Cross (DRC) melalui program Integrated Community Base Risk Reduce (ICBBR) tahun 2012 dan 2013.
“Tahun 2012/2013 Tim SIBAT dibentuk di Kelurahan Mawali, Papusungan, Batuputih Atas dan Paudean. Kemudian ditahun 2014/2015 kelurahan Wangurer Barat yang dananya dari APBD,” katanya.
Tahun 2017 kata dia, sementara dipersiapkan Keluraha Pateten Tiga dengan tahapan assesment untuk dibentuk.
“PMI sendiri dari awal hingga kini terus berupaya memperkuat pemberdayaan masyarakat mempersiapkan ketangguhan menghadapi bencana, dan itu juga menjadi komitmen Pak Walikota dan Wakil Walikota Bitung untuk terus memperkuat kapasitas masyarakat,” katanya.(abinenobm)