Manado – Para petani pala yang ada di daerah kepulauan, seperti Talaud dan Sangihe menjerit kekurangan modal, padahal para petani tersebut telah mempersiapkan komoditi pala untuk diindustrialisasi menjadi bahan jadi yang siap di eksport. Hal tersebut disampaikan beberapa perwakilan petani pada rapat koordinasi pala di ruang WOC kantor Gubernur Sulut.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sanny Parengkuan mengatakan, masalah tersebut merupakan akibat dari kurangnya sosialisasi dari pemerintah Kabupaten/Kota terhadap potensi daerah kepada masyarakat. Hal tersebut harus bisa dijelaskan oleh petani lewat pemerintah Kabupaten apa yang nantinya akan dibiayai, nantinya dari pihak perbankkan sendiri akan menindaklanjuti hal itu.
“Pala ini kita harus promosi agar investor itu bisa tertarik menanamkan modalnya, persoalan itu harus juga dilihat apa yang akan dibiayai, apakah modal kerja, tanamannya atau bagaimana, persoalannya petani belum mensosialisasikan sistem kredit itu,” ujar Parengkuan kepada BeritaManado.com beberapa waktu lalu.
Untuk itu Dia meminta agar pihak petani dapat berkoordinasi dengan pemerintah Kabupaten/Kota untuk diteruskan ke Provinsi agar dapat menindaklanjuti hal tersebut guna mencari solusi bagaimana mendapatkan modal usaha terhadap industrialisasi pala kedepan yang menjadi kendala utama para petani itu sendiri. (Jrp)
Manado – Para petani pala yang ada di daerah kepulauan, seperti Talaud dan Sangihe menjerit kekurangan modal, padahal para petani tersebut telah mempersiapkan komoditi pala untuk diindustrialisasi menjadi bahan jadi yang siap di eksport. Hal tersebut disampaikan beberapa perwakilan petani pada rapat koordinasi pala di ruang WOC kantor Gubernur Sulut.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sanny Parengkuan mengatakan, masalah tersebut merupakan akibat dari kurangnya sosialisasi dari pemerintah Kabupaten/Kota terhadap potensi daerah kepada masyarakat. Hal tersebut harus bisa dijelaskan oleh petani lewat pemerintah Kabupaten apa yang nantinya akan dibiayai, nantinya dari pihak perbankkan sendiri akan menindaklanjuti hal itu.
“Pala ini kita harus promosi agar investor itu bisa tertarik menanamkan modalnya, persoalan itu harus juga dilihat apa yang akan dibiayai, apakah modal kerja, tanamannya atau bagaimana, persoalannya petani belum mensosialisasikan sistem kredit itu,” ujar Parengkuan kepada BeritaManado.com beberapa waktu lalu.
Untuk itu Dia meminta agar pihak petani dapat berkoordinasi dengan pemerintah Kabupaten/Kota untuk diteruskan ke Provinsi agar dapat menindaklanjuti hal tersebut guna mencari solusi bagaimana mendapatkan modal usaha terhadap industrialisasi pala kedepan yang menjadi kendala utama para petani itu sendiri. (Jrp)