Dua kepala Burung Rangkong yang ditemukan relawan di salah satu titik api kawasan konservasi Tangkoko
Bitung – Dugaan penyebab kebakaran di kawasan konservasi hutan Tangkoko dikarenakan aktivitas perburuan terkuak. Dimana, beberapa waktu lalu, relawan yang melakukan proses pemadaman di kawasan tersebut menemukan sisa hasil buruan disalah satu titik api yang berhasil diisolir.
“Lokasinya di sekitar Cagar Alam (CA) Tangkoko, relawan menemukan dua kepala Burung Rangkong atau Enggang yang ditinggalkan pemburu yang diduga menjadi titik awal sumber api sebelum menyebar,” kata Koordinator relawan FKPA Sulut, Jemmy Rusa Makasala, Rabu (30/9/2015).
Makasala mengatakan, dari pengamatan, kedua tengkorak kepala burung penabur biji-bijian diduga kuat mati karena ditembak serta disembelih pemburu. Mengingat, tanda-tanda di lokasi detemukan bekas bivak dan sisa-sisa peluru para pemburu.
“Pada tengkorak juga sangat jelas terlihat jika kedua kepala rangkong dipotong menggunakan senjata tajam seperti pisau atau parang. Dan dari amatan, kedua burung itu belum lama dibantai mengingat kedua kepala masih menimbulkan aroma bau,” katanya.
Ia sendiri berharap, pihak BKSDA Sulut dan kepolisian bisa segera mengusut penemuan tengkorak burung rangkong tersebut. Mengingat Burung Rangkong adalah salah satu satwa yang dilindungi Undang Undang.
“Dengan ditemukannya kedua tengkorak Burung Rangkong itu, indikasi kawasan konervasi Tangkoko dibakar oleh para pemburu makin menguat. Semoga pihak BKSDA segera merespon dan melaporkan ke polisi untuk diusut,” katanya.(abinenobm)
Dua kepala Burung Rangkong yang ditemukan relawan di salah satu titik api kawasan konservasi Tangkoko
Bitung – Dugaan penyebab kebakaran di kawasan konservasi hutan Tangkoko dikarenakan aktivitas perburuan terkuak. Dimana, beberapa waktu lalu, relawan yang melakukan proses pemadaman di kawasan tersebut menemukan sisa hasil buruan disalah satu titik api yang berhasil diisolir.
“Lokasinya di sekitar Cagar Alam (CA) Tangkoko, relawan menemukan dua kepala Burung Rangkong atau Enggang yang ditinggalkan pemburu yang diduga menjadi titik awal sumber api sebelum menyebar,” kata Koordinator relawan FKPA Sulut, Jemmy Rusa Makasala, Rabu (30/9/2015).
Makasala mengatakan, dari pengamatan, kedua tengkorak kepala burung penabur biji-bijian diduga kuat mati karena ditembak serta disembelih pemburu. Mengingat, tanda-tanda di lokasi detemukan bekas bivak dan sisa-sisa peluru para pemburu.
“Pada tengkorak juga sangat jelas terlihat jika kedua kepala rangkong dipotong menggunakan senjata tajam seperti pisau atau parang. Dan dari amatan, kedua burung itu belum lama dibantai mengingat kedua kepala masih menimbulkan aroma bau,” katanya.
Ia sendiri berharap, pihak BKSDA Sulut dan kepolisian bisa segera mengusut penemuan tengkorak burung rangkong tersebut. Mengingat Burung Rangkong adalah salah satu satwa yang dilindungi Undang Undang.
“Dengan ditemukannya kedua tengkorak Burung Rangkong itu, indikasi kawasan konervasi Tangkoko dibakar oleh para pemburu makin menguat. Semoga pihak BKSDA segera merespon dan melaporkan ke polisi untuk diusut,” katanya.(abinenobm)