Jakarta — Beberapa minggu terakhir muncul trend penipuan menggunakan modus memancing korban untuk menyebutkan kode rahasia atau OTP (One Time Password) atau 4 digit angka yang dikirimkan melalui SMS.
Praktik ini banyak terjadi di berbagai platform aplikasi baik perbankan dan fintech.
Pakar Keamanan Siber sekaligus Chairman Indonesia Cyber Security Forum (ICSF) Ardi Sutedja mengatakan, bahwa kelemahan sistem keamanan sebuah teknologi, sebagian besar terletak pada penggunanya, karena itu, tidak bisa sepenuhnya menyalahkan sistem.
“Beberapa kasus yang terjadi memang kesalahan pengguna, misalnya melektakkan ponsel sembarangan yang mengakibatkan pihak lain memperoleh sandi, atau tidak sadar memberikan kode sandi kepada orang lain,” kata Ardi.
Terkait kasus yang dialami Aura Kasih, Ardi Sutedja meminta pengguna dompet virtual tidak perlu khawatir karena ketika terjadi pendebetan yang tidak jelas pada akun dompet virtual, pengguna dapat segera membuat aduan kepada penyedia layanan.
Jika memang terjadi kesalahan pada sistem dan pengguna dapat membuktikan bukan karena kelalaiannya, pihak penyedia akan mengembalikan saldo pengguna yang hilang.
“Ketika mengalami, komplain saja, pasti ditanggapi. Jika tidak merasa melakukan transaksi dan setelah di cross check memang ada kesalahan sistem, pasti didebet kembali. Selama pengguna mengatakan yang sebenarnya, tidak perlu khawatir,” ujar Ardi saat dihubungi, Selasa (19/11/2019).
Namun, Ardi juga menegaskan, sebuah sistem juga tidak sepenuhnya aman, sebab secanggih apapun teknologi, pasti memiliki kelemahan karena teknologi diciptakan oleh manusia.
“Yang penting jangan khawatir, selama ini mereka (Gojek) sudah cukup baik layananya. Ketika pengguna merasa dirugikan, laporkan, pasti ditindaklanjuti,” kata Ardi.
(***/srisurya)