Kawangkoan, BeritaManado.com — Ibadah Pengucapan Syukur yang digelar di Kerapatan Gereja Gereja Protestan Minahasa (KGPM) Sentrum Kawangkoan punya citarasa tempo dulu.
Hal itu dikarenakan bahwa suasananya memang sudah diatur untuk memunculkan kesan seakan hidup berjemaat di zaman awal berdirinya KGPM puluhan tahun silam.
Di depan mimbar didekorasi dengan bahan-bahan yang seluruhnya merupakan hasil pertanian dari jemaat yang ada.
Tak hanya itu, perayaan itu sendiri semakin terasa lengkap dengan hadirnya tarian khas daerah Minahasa Maengket dan menyatu dengan rangkaian ibadah syukur.
Salah satu jemaat KGPM Sentrum Kawangkoan Anneke Maun kepada BeritaManado.com, Minggu (7/8/2022), mengatakan bahwa memang bahwa apa yang bisa disaksikan dengan mata secara langsung itu adalah wujud nyata dari persembahan jemaat.
Pada bagian lain, Ketua Komisi Pria Kaum Bapak (KPKB) Pucuk Pimpinan KGPM Pnt Stefen Supit menyampaikan bahwa hasil pertanian seperti kacang, aneka sayuran serta hasil bumi lainnya menjadi simbol ucapan syukur serta persembahan jemaat kepada Tuhan.
“Pada hakekatnya dalam rentang waktu tertentu Tuhan sudah memberikan kesuburan tanah untuk diusahakan, maka disaat menikmati hasil panen, maka adalah hal yang wajar untuk mengucap syukur kepada Tuhan,” kata Pnt Stefen Supit.
Dengan hadirnya suasana pengucapan syukur seperti itu, maka jemaat seakan dibawa ke masa lalu sekaligus mengingatkan bahwa sikap mengucap syukur dengan apa yang dimiliki itu sangat penting untuk terus dilestarikan.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Minahasa berpendapat bahwa apa yang dilakukan jemaat KGPM Sentrum Kawangkoan itu adalah sesuatu yang sangat positif dari kacamata budaya.
“Atas nama Pemerintah Kabupaten Minahasa, saya memberikan apresiasi kepada jemaat KGPM Sentrum Kawangkoan yang sudah memberikan contoh positif tentang bagaimana melestarikan budaya Minahasa melalui kegiatan keagamaan,” tandasnya.
(Frangki Wullur)