Bitung – Segudang penghargaan yang diraih Kota Bitung hingga genap berusia ke-23, Kamis (10/10) dianggap bersebrangan dengan konyataan dilapangan. Terbukti dari perhatian Pemkot terhadap warga miskin yang dianggap masih kurang, hal ini dikatakan Berty Lumempouw aktivis Kota Bitung, Jumat (11/10) kepada beritamanado.com.
“Segudang penghargaan yang jadi tolok ukur HUT Kota Bitung tahun ini bersebrangan dengan perhatian Pemkot terhadap warga miskin,” kata Lumempouw.
Menurutnya, kasus yang dialami Bapak La Ali warga Manembo-nembo yang menderita dan tinggal digubuk dalam keadaan lumpuh, Bapak Nikodemus yang menderita tumor ganas butuh biaya tanpa ada perhatian dan adik Januar Filemon Bawataa anak dari seorang PNS Pemkot Bitung harus menahan penderitaan sakit tumornya tiap hari karena tidak ada bantuan dari pemerintah.
“Buat apa kita berbangga dengan segudang penghargaan jika warga tiap hari menjerit dan tidak ada perhatian,” katanya.
Pun demikian, kata Lumempouw, sebagai masyarakat asli Kota Bitung ia tetap mengucapkan selamat HUT ke-23. Namun dibalik semua itu katanya, banyak hal yang tidak boleh ditutupi-tutupi.
“Apalagi pemerintah yang mendapat amanah untuk menyelenggarakan Pemerintahan yang bersih dan demi kesejahteraan rakyat,” katanya.
Bahkan menurutnya, masih banyak pengangguran, masih banyak juga masyarakat miskin yg mempunyai penyakit kronis tanpa ada sama sekali tersentuh pemerintah. “Selama ini walaupun miliaran rupiah dana Bansos yang sudah tertata, tapi sayang tak dirasakan oleh warga yang membutuhkan,” katanya.(abinenobm)
Bitung – Segudang penghargaan yang diraih Kota Bitung hingga genap berusia ke-23, Kamis (10/10) dianggap bersebrangan dengan konyataan dilapangan. Terbukti dari perhatian Pemkot terhadap warga miskin yang dianggap masih kurang, hal ini dikatakan Berty Lumempouw aktivis Kota Bitung, Jumat (11/10) kepada beritamanado.com.
“Segudang penghargaan yang jadi tolok ukur HUT Kota Bitung tahun ini bersebrangan dengan perhatian Pemkot terhadap warga miskin,” kata Lumempouw.
Menurutnya, kasus yang dialami Bapak La Ali warga Manembo-nembo yang menderita dan tinggal digubuk dalam keadaan lumpuh, Bapak Nikodemus yang menderita tumor ganas butuh biaya tanpa ada perhatian dan adik Januar Filemon Bawataa anak dari seorang PNS Pemkot Bitung harus menahan penderitaan sakit tumornya tiap hari karena tidak ada bantuan dari pemerintah.
“Buat apa kita berbangga dengan segudang penghargaan jika warga tiap hari menjerit dan tidak ada perhatian,” katanya.
Pun demikian, kata Lumempouw, sebagai masyarakat asli Kota Bitung ia tetap mengucapkan selamat HUT ke-23. Namun dibalik semua itu katanya, banyak hal yang tidak boleh ditutupi-tutupi.
“Apalagi pemerintah yang mendapat amanah untuk menyelenggarakan Pemerintahan yang bersih dan demi kesejahteraan rakyat,” katanya.
Bahkan menurutnya, masih banyak pengangguran, masih banyak juga masyarakat miskin yg mempunyai penyakit kronis tanpa ada sama sekali tersentuh pemerintah. “Selama ini walaupun miliaran rupiah dana Bansos yang sudah tertata, tapi sayang tak dirasakan oleh warga yang membutuhkan,” katanya.(abinenobm)