Sangihe, BeritaManado.com — Harga jual sejumlah komoditi lokal di Kabupaten Kepulauan Sangihe mengalami penurunan pasaran.
Hal ini diungkapkan Kepala Dinas (Kadis) Perindustrian dan Perdagangan daerah (Disperindagda) Kepulauan Sangihe, Ir Felix Gaghaube melalui Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan, Fera Masora ST, yakni komoditi lokal cengkih, pala dan kopra.
“Untuk harga cengkih turun menjadi 60 ribu rupiah perkilogram, sebelumnya 64 ribu rupiah perkilogram.
Padahal, sebelumya harga cengkih tidak pernah turun dari 64 ribu rupiah per kilogramnya,” ungkap Masora kepada sejumlah wartawan. Selasa,(07/04/2020).
Lanjut Masora, kondisi ini sudah berlangsung lebih dari 1 minggu terakhir, faktor penyebabnya diduga karena meruaknya penyebaran Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) yang masih berlangsung diseluruh dunia, termasuk beberapa daerah di Indonesia yang sudah terpapar wabah tersebut.
“Biasanya, para pembeli cengkih berasal dari negara-negara di Eropa.
Namun, karena faktor situasi yang sangat mengkhawatirkan terkait pandemi ini, sampai sekarang, belum ada pembelian pada komoditas cengkih,” sambungnya.
Meski begitu lanjutnya lagi, masih ada juga negara yang masih membeli komoditi cengkih, yaitu India.
“Harga komoditi pala juga mengalami penurunan harga yakni 38 ribu rupiah per kilogram.
Juga disebabkan tidak adanya pembeli.
Tetapi, masih pedagang lokal di Sangihe, yang masih terus membeli komoditi tersebut,” tutur Kabid Masora
Selain itu, komoditi pala berupa ‘kowe’ (biji pala yang bermutu jelek) juga turun harga yakni 25 ribu rupiah perkilogram, padahal sebelumnya 30 ribu rupiah perkilogram.
Untuk fuli pala juga mengalami penurunan harga yakni 230 ribu rupiah perkilogram, dibandingkan harga sebelumnya yaitu, 240 ribu rupiah per kilogram.
“Untuk komoditi kopra, harganya masih bertahan, yakni kopra harian, 4.500 rupiah perkilogram, dan kopra gudan, 5.500 rupiah perkilogram.
Jadi secara umum, harga kopra dikategorikan masih stabil,” jelasnya
Ditambahkannya, meski kondisi harga sejumlah komoditi lokal yang mengalami penurunan, namun pengusaha lokal masih tetap membeli dari petani.
“Untuk komoditi cengkih, pala dan kopra, juga diangkut dengan menggunakan Kapal Tol Laut untuk dijual,” tutup Masora
(Erick Sahabat)