Amurang, BeritaManado – Masyarakat di Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) saat ini sementara melakukan panen jagung. Namun dalam kondisi ini, masyarakat kebingungan dalam memasarkan hasil panennya mau dijual dimana.
Hal tersebut diutarakan Jemmy Manampiring seorang petani dan tokoh masyarakat di Desa Sulu Kecamatan Tatapaan, Minsel.
“Saat ini masyarakat di Kecamatan Tatapaan sementara melakukan panen jagung. Hasil panen yang melimpah ini tidaklah ditunjang dengan adanya pihak yang menampung. Harganya saat ini di tengkulak sudah mulai turun sampai menembus angka Rp. 2.500 per kilogramnya,” kata Jemmy Manampiring pada Kamis (16/2/2016)
Senada dengan hal tersebut, Hukum Tua Desa Bajo, Kecamatan Tatapaan Kaharuddin membenarkan adanya kesulitan masyarakat dalam memasarkan hasil panen jagung.
“Sekitar dua minggu kemarin ada hasil panen yang mencapai 20 ton. Sekitar 2 (dua) truck hasil jagung dibawa ke Manado karena di Minsel tidak ada yang bisa menampung hasil tersebut. Harga yang ditawarkan di Manadopun sering berubah-ubah. Saat ditelepon pembeli mengaku siap membayar Rp2900/kilo. Sayangnya setelah tiba di Manado, harga tersebut turun menjadi Rp2700/kilo,” ujar Kaharuddin.
Menurutnya di Minsel memang ada pengusaha yang mengambil hasil panen jagung. Tapi karena stok jagung meningkat, pengusaha tersebut tidak mampu menampung. Kedepannya, janji untuk masuknya investor harus segera direalisasikan dan ini akan mampu menjadi solusi yang terbaik.(TamuraWatung)