BITUNG—Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kota Bitung menilai, rasa nasionalisme kaum pemuda saat ini mulia luntur. Hal ini disampaikan Sekertaris GMNI Kota Bitung, Alfian Alou ketika ditanya tanggapan mengenai makna Hari Sumpah Pemuda ke-83 yang serentak diperingati Jumat (28/10).
“Pemuda yang merupakan pilar terdepan dari suatu negara hendaknya lebih memperdalam wawasan nusantara, dimana kondisi sekarang banyak pemuda kurang sekali menghargai negara ini atau dengan kata lain rasa nasionalis mulai pudar,” ujar Alou kepada beritamanado.
Salah satu contoh riil menurut Alow, pengetahuan pemuda saat ini lebih banyak terkontaminasi dari negara luar daripada negara Indonesia sendiri. Sendi-sendi kehidupan dinegara ini kurang dikuasai dibandingkan dengan pemahaman mereka terhadap negara luar. “Lama kelamaan wawasan nusantara akan terkikis dengan ekspansi wawasan dari negara luar, dan ini merupakan suatu permasalahan yang harus diseriusi,” katanya.
Disisi lain, Ketua DPRD Kota Bitung, Santy Gerlad Luntungan mengaku ikut prihatin dengan kondisi tersebut. Sehingga ia berharap para pemuda bisa kembali ke koridor dan peran sebagai pemuda yang menjadi penopang utama kelangsungan Negara.
“Jelas ini menjadi tanggung jawab kita bersama, terutama OKP yang ada agar lebih memberdayakan serta mengaktifkan kegiatan untuk membina para pemuda agar rasa cinta terhadap tanah air tetap terpelihara,” ujar Luntungan.
Malah menurut Luntungan, pihaknya akan melihat alokasi anggaran kepemudaan di Dikpora Kota Bitung. Apakah anggaran yang dialokasikan cukup atau tidak sehingga pihaknya bisa melakukan penambahan anggaran.(en)
BITUNG—Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kota Bitung menilai, rasa nasionalisme kaum pemuda saat ini mulia luntur. Hal ini disampaikan Sekertaris GMNI Kota Bitung, Alfian Alou ketika ditanya tanggapan mengenai makna Hari Sumpah Pemuda ke-83 yang serentak diperingati Jumat (28/10).
“Pemuda yang merupakan pilar terdepan dari suatu negara hendaknya lebih memperdalam wawasan nusantara, dimana kondisi sekarang banyak pemuda kurang sekali menghargai negara ini atau dengan kata lain rasa nasionalis mulai pudar,” ujar Alou kepada beritamanado.
Salah satu contoh riil menurut Alow, pengetahuan pemuda saat ini lebih banyak terkontaminasi dari negara luar daripada negara Indonesia sendiri. Sendi-sendi kehidupan dinegara ini kurang dikuasai dibandingkan dengan pemahaman mereka terhadap negara luar. “Lama kelamaan wawasan nusantara akan terkikis dengan ekspansi wawasan dari negara luar, dan ini merupakan suatu permasalahan yang harus diseriusi,” katanya.
Disisi lain, Ketua DPRD Kota Bitung, Santy Gerlad Luntungan mengaku ikut prihatin dengan kondisi tersebut. Sehingga ia berharap para pemuda bisa kembali ke koridor dan peran sebagai pemuda yang menjadi penopang utama kelangsungan Negara.
“Jelas ini menjadi tanggung jawab kita bersama, terutama OKP yang ada agar lebih memberdayakan serta mengaktifkan kegiatan untuk membina para pemuda agar rasa cinta terhadap tanah air tetap terpelihara,” ujar Luntungan.
Malah menurut Luntungan, pihaknya akan melihat alokasi anggaran kepemudaan di Dikpora Kota Bitung. Apakah anggaran yang dialokasikan cukup atau tidak sehingga pihaknya bisa melakukan penambahan anggaran.(en)