Tomohon, BeritaManado.com — Senin (16/9/2024), Forum Pemuda Lintas Gereja (FPLG) Kota Tomohon sukses menggelar Group Discussion (FGD).
Berlangsung di Cella Bakercy Tomohon, Diskusi ini mengangkat tema “Pemimpin Harus Melayani, Bukan Dilayani,” yang diambil dari refleksi Markus 10:42-44.
Tema ini membahas tentang hakikat kepemimpinan yang sejati berdasarkan ajaran Alkitab.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh ratusan pemuda lintas gereja, seperti GMIM, Katolik, GPdI, GBI, dan Advent.
Diskusi berjalan dengan dinamis dan penuh antusiasme, terutama ketika beberapa pembicara berbagi pandangan hingga pengalaman mengenai kepemimpinan yang melayani.
Salah satu tokoh yang memberikan pandangannya adalah Penatua Michael Mait, seorang tokoh masyarakat Kota Tomohon.
Dalam kesempatan tersebut, Penatua Michael berbagi kisah hidupnya yang telah lama melayani gereja sejak masih pemuda.
Ia memulai pelayanannya sebagai pengurus komisi remaja, kemudian menjadi guru sekolah minggu, hingga menjabat sebagai Ketua Komisi Pelayan Anak Sinode GMIM selama dua periode.
Menurut Penatua Michael, melayani sebagai guru sekolah minggu adalah tugas yang tak mudah dan membutuhkan ketulusan hati.
“Tidak pernah terpikirkan sedikit pun di benak saya ketika berada di titik ini menjadi Calon Wakil Wali Kota Tomohon, namun itulah cara dan proses yang Tuhan izinkan. Jika Tuhan mengizinkan saya duduk dalam pemerintahan, maka saya adalah pelayan rakyat yang harus melayani dengan tulus bagi masyarakat Kota Tomohon,” ujar Penatua Michael Mait.
Ketua Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Kota Tomohon, Pdt Abraham Lintong MTh menambahkan bahwa pemimpin adalah pelayan.
Kata dia, pemimpin bukan bos besar yang hanya menekan bawahannya.
Dia mengutip ajaran Alkitab, “Barang siapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barang siapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya.”
Lintong pun menekankan pentingnya bagi para pemuda untuk berperan aktif dalam memilih pemimpin yang tepat dan memiliki karakter kepemimpinan yang melayani.
Di pihak lain, Monica Agatha Rares selaku Ketua Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Kota Tomohon, turut menyampaikan pandangannya.
Ia mengingatkan bahwa pemimpin harus melayani masyarakat dan bukan sebaliknya.
Mengutip Paus Fransiskus, dia menegaskan bahwa seorang pemimpin jangan memaksakan kehendak demi kepentingan pribadi.
Adapun selama hampir tiga jam, diskusi berjalan menarik dengan sesi tanya jawab yang juga berlangsung lancar.
Salah satu peserta, Figc Oroh dari GMIM Ebenhaezar Kakaskasen Tomohon, menyampaikan apresiasi terhadap Penatua Michael Mait yang ia anggap sebagai contoh nyata dari seorang pemimpin yang melayani.
Semangat melayani hingga ke pelosok- pelosok selama kurang lebih 10 tahun di Komisi Anak Sinode GMIM merupakan cerminan sosok yang melayani.
“Terima kasih sudah jadi panutan bagi kami. Saya berharap dan mendoakan agar ketika Penatua Michael terpilih menjadi Wakil Wali Kota Tomohon, karakter pemimpin yang melayani seperti inilah yang dibutuhkan,” ucap Figc, disambut tepuk tangan dari para peserta.
Sementara Glorify Helena Waluyan SPsi selaku Ketua FPLG Kota Tomohon menutup dengan ungkapan rasa syukur atas terselenggaranya FGD tersebut.
Dia menegaskan bahwa salah satu rekomendasi penting dari diskusi ini adalah pemuda gereja Kota Tomohon harus bertanggung jawab menghadirkan pemimpin yang benar-benar melayani masyarakat.
“Ke depan, kami akan mengampanyekan kepada masyarakat untuk memilih pemimpin yang tepat, karena ini adalah tanggung jawab moral kami sebagai pemuda gereja,” tutup Glorify.
Diskusi ini diharapkan tidak hanya membuka wawasan, tetapi juga memperkuat tekad pemuda untuk menjadi bagian dari perubahan di Kota Tomohon melalui peran aktif dalam menentukan pemimpin yang berkualitas.
(***/jenlywenur)