Kotamobagu – Tanda-tanda seperti kasus flu burung terjadi di Kotamobagu. Beberapa daerah seperti Kelurahan Kotamobagu, Motoboi Kecul, Biga, serta sebagian daerah di Kotamobagu Selatan dan Kotamobagu Utara. Kasus yang terjadi ada ternak ayam milik warga mati mendadak.
Menurut Amir Halatan, warga Kelurahan Biga mengatakan bahwa selang satu minggu belakangan ini saja sudah ditemukan puluhan ayam mati mendadak. Amir yang juga mengalami kejadian tersebut mengaku sudah sekitar 50 ekor ayam miliknya mati mendadak meski sudah melakukan upaya pencegahan dengan pemberian vaksin.
“Kalau dihitung-hitung, kerugian yang saya alami sudah sekitar Rp 25 juta. Harga untuk satu ekor ayam saya berkisar antara Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta,” kata Amir.
Ditempat terpisah, Kepala Dinas Pertanian Perikanan Peternakan perkebunan dan Kehutanan (DP4K) Kotamobagu Hardi Mokodompit mengaku belum menerima informasi mengenai kasus tersebut. Mokodompit mengakui bahwa sempat mendengan kematiab ayam mendadak di beberapa kelurahan, tapi belum diketahui penyebabnya.
“Laporan yang diterima yaitu ayam-ayam milik warga yang mati sudah dibakar dan dikubur, karena dikhawatirkan virus atau penyakit yang ada menyebar lebih jauh ke ternak jenis unggas lainnya. Yang dilakukan saat ini adalah memberikan vaksin desinfektan di tempat kejadian untuk mencegah meluasnya virus,” tandas Mokodompit.
Untuk saat ini pemerintah akan memberlakukan peraturan ketat yaitu meminta bukti surat keterangan yang menyatakan bahwa ternak unggas yang masuk ke Kotamobagu dinyatakan bebas flu burung. Instansi yang mengeluarkan status bebas penyakit adalah Balai Karantina. (harismongilong)