Langowan, BeritaManado.com — Eksistensi umat Katolik Sonder sebagai suatu persekutuan ternyata sudah ada sejak 155 tahun lalu.
Hal itu dibuktikan dalam catatan baptisan yang ada di Sekretariat Paroki St Petrus Lanowan, dimana pada tanggal 18 Oktober 1868, seorang bernama Charlota Aling tercatat sebagai umat yang menerima Sakramen Pembaptisan di Sonder.
Charlota Aling dilahirkan pada 5 Januari 1862, sehingga dengan demikian dapat diketahui bahwa saat dibaptis, anak dari pasangan suami istri Charles Aling dan Bertha Assa ini telah berusia sektiar 6 tahun.
Dalam penelusuran data sejarah, ada juga baptisan lain dari Pasutri Charles Aling dan Bertha Assa pada tanggal yang sama namun tempat berbeda, yaitu Petronela Aling lahir 10 Januari 1864) dan Amel Aling (5 Juli 1866) di Kawangkoan.
Selain itu di tanggal 19 Oktober 1868, terdapat juga data baptisan atas nama Bernardus Aling di Sonder.
Pada catatan baptisan tersebut belum ditemukan siapa imam yang memberikan pelayanan Sakramen Baptis.
Namun jika melihat catatan sejarah yang ada di Paroki St Petrus Langowan, pada 19 September 1868, yang melakukan pembaptisan di Langowan adalah Pater Johanes de Vries SJ yang datang untuk memenuhi permintaan seorang pensiunan Tentara KNIL untuk membaptis anaknya Agustinus Demol Mandagi.
Jadi sejauh ini, dugaan siapa yang melakukan pembaptisan di Sonder mengarah pada imam Jesuit asal Belanda Pater Johanes de Vries SJ.
Hal itu dikarenakan pada waktu itu tidak ada catatan menyebutkan bahwa ada imam lain selain Pater Johanes de Vries SJ di Minahasa.
Selanjutnya, banyak juga catatan baptisan yang dilakukan imam Jesuit lainnya seperti Pater Johanes van Meurs SJ dan lainnya.
Dengan adanya catatan tersebut, maka kesimpulan sementara adalah kemungkinan besar persekutuan umat Katolik Sonder sudah ada sejak lama.
Hanya saja sejauh ini, belum ditemukan data sejarah secara rinci tentang hal yang dimaksud untuk memperjelas kisah sejarah ini.
Meski demikian dapat disimpulkan bahwa keberadaan umat Katolik Sonder tidak lepas dari benih-benih iman yang ditabur para misionaris Jesuit terdahulu di Minahasa yaitu Pater Diego de Magelhaes SJ dan juga beberapa misionaris Fransiskan seperti Pater Lorenzo Geralda OFM.
Terkait hal ini, Koordinator Seksi Komunikasi Sosial Paroki Hati Kudus Sonder Glaryo Eman kepada BeritaManado.com, Senin (19/6/2023) mengatakan bahwa pihaknya saat ini memang sedang melakukan penelusuran data-data sejarah.
“Data-data tersebut nantinya akan menjadi bahan untuk penyusunan buku sejarah umat Katolik Sonder. Untuk itu kami berterima kasih kepada Komsos Paroki St Petrus Langowan yang telah memberikan akses untuk kami sekilas melihat langsung data sejarah yang ada,” ungkap Eman.
Ditambahkannya, bahwa satu hal yang harus diakui bahwa dalam penyusunan buku sejarah umat Katolik Sonder tersebut membutuhkan keterlibatan banyak pihak, maka dari itu sangat diharapkan juga keterlibatan umat.
“Dalam watu dekat ini, kami akan melakukan inventarisasi narasumber sejarah dari kalangan tokoh umat Katolik Sonder maupun saudara-saudari dari umat gereja lain. Karna kami meyakini, bahwa saat awal perkembangan umat Katolik Sonder, sudah ada juga saudara-saudari umat gereja lain,” ujarnya.
(Frangki Wullur)