Manado, BeritaManado.com — DPRD Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) menggelar rapat dengar pendapat bersama Bank SulutGo untuk memastikan kesehatan Bank SulutGo sebagai Bank daerah Provinsi Sulut.
Rapat dengar pendapat tersebut dipimpin langsung oleh Ketua DPRD Provinsi Sulut Fransiscus Andi Silangen dan dihadiri oleh tiga wakil ketua DPRD serta para anggota DPRD yang tergabung dalam Badan anggaran DPRD Sulut.
Rapat dengar pendapat antara Badan anggaran DPRD bersama Bank SulutGo tersebut pun berlangsung cukup alot di mana Badan anggaran DPRD melakukan evaluasi terhadap eksistensi bank daerah tersebut.
Direktur Kepatuhan Bank SulutGo Machmud Turuis memaparkan kinerja Bank SulutGo periode Desember 2023 sampai dengan Juni 2024 sebagai berikut:
Total Aset
Terkait aset BSG konsolidasi periode Juni 2024 sebesar Rp 22.158.920 juta, bertumbuh 12,66% year on year (yoy) atau naik Rp 2.489.518 juta dan 6,22% year to day (ytd) atau naik Rp 1.297.053 juta.
Dana Pihak Ketiga (DPK)
Total DPK konsolidasi Juni 2024 sebesar Rp 16.204.283 juta bertumbuh 1,42% (yoy) atau naik Rp 227.146 juta dan 4,44% (ytd) atau naik Rp 688.500 juta.
Kredit yang diberikan
Total kredit konsolidasi BSG periode Juni 2024 sebesar Rp 15.424.127 juta bertumbuh 9,97% (yoy) atau naik Rp 1.398.934 juta dan 3,86% (ytd) atau naik Rp 573.410 juta.
Total pendapatan
Konsolidasi BSG periode Juni 2024 sebesar Rp 1, 2 triliun bertumbuh 12,85% (yoy) atau naik Rp 145 miliar.
Total beban
Total beban konsolidasi BSG periode Juni 2024 sebesar Rp 1,1 triliun bertumbuh 18,69% (yoy) atau naik Rp 177 miliar
Laba bruto
Laba bruto konsolidasi BSG periode Juni 2024 sebesar Rp 154.861 juta bertumbuh -16,87% (yoy) atau turun Rp 31.433 juta.
Penyertaan modal Provinsi Sulut sampai dengan Juni 2024
Untuk tahun 2024 Rp 482,4 miliar untuk saham, deviden yang diterima sebesar Rp 71,7 miliar.
“Kalau kita melihat perbandingan untuk dua atau tiga tahun terakhir, itu terjadi kenaikan kalau kita lihat pada tahun 2022 ke tahun 2023 terjadi kenaikan, begitu juga tahun 2023 ke 2024 terjadi kenaikan. Mudah-mudahan di tahun 2025 deviden paling tidak sama dengan tahun ini,” jelas Machmud Kamis, (1/8/2024) di ruang rapat DPRD Sulut.
Pemaparan Machmud tersebut pun langsung dikritik oleh anggota DPRD Provinsi Sulut Amir Liputo bahwa penyertaan modal setiap tahun namun devidennya tidak berubah.
“Kalau begitu terus, apa gunanya kita menambah modal, mohon maaf, lebih baik saya bicara pahit dari pada akhirnya kita jadi BPR (Bank Pengkreditan Rakyat,” sorot Amir.
Tak sampai di situ saja Amir meminta penjelasan untuk mencapai modal inti Rp 3 triliun, karena hal itu akan menjadi materi DPRD Sulut pada KUA dan PPAS nanti berapa yang akan diupayakan agar bisa mencapai modal yang disarankan OJK Rp 3 triliun.
“Karena sesuai pidato pak gubernur kita baru Rp 1,7 triliun. Kita masih butuh Rp 1,3 triliun. Ini dari mana torang mo cari. Nanti saya akan berkembang lagi pertanyaannya sebab soal kesehatan Bank SulutGo, sistem apa yang dipakai bank SulutGo,” tegas Amir.
Amir pun menekankan keterbukaan dari Bank SulutGo dalam rangka menyehatkan bank daerah tersebut.
(Erdysep Dirangga)