Ratahan – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Mitra mendapati sejumlah proyek rehab sekolah yang menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk tahun 2013 juga 2013 tidak berkualitas, saat melakukan kunjungan kunjungan ke sejumlah sekolah di wilayah Kecamatan Touluaan.
Akan hal ini, personil komisi C yang dipimpin wakil ketua DPRD Katrien Mokodaser dan ketua komisi Felmy Pelleng serta angggota mewanti-wanti pihak pengelolah proyek. “Ada beberapa bagian ruangan yang menggunakan bahan kayu yang sudah dimakan rayap dan dalam kondisi rusak tapi belum dilakukan pergantian. Ada juga pelaksanaan rehab ruang kelas diganti dengan bangunan toilet, dan hampir sebagian besar proyek DAK sekolah tidak maksimal di wilayah Touluaan,” ungkap Mokodaser cs.
Tak hanya itu, saat melakukan kunjungann di SMPN 3 Touluaan salah satu sekolah penerima DAK 2012, para anggota dewan mempertanyakan sisa 30 persen sisa dana tahun 2012. Karena sesuai informasi baru 70 persen dana yang diterima untuk proyek pelaksanaan rehab sekolah. Padahal, saat ini sudah mulai berjalan pekerjaan disekolah tersebut dengan anggaran DAK tahun 2013.
”Mengapa DAK 2012 baru direalisasikan 70 persen anggaran sedangkan saat ini sudah berjalan pekerjaan dengan anggaran tahun 2013. Dimana 30 persen dana tahun 2012 yang belum dicairkan?,” tanya Mokodaser didampingi Pelleng bersama anggota komisi C lainnya.
Terkait hal ini, Komisi C akan meminta penjelasan dari pihak Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora), atas belum diterimanya pencairan 100 persen dana DAK 2012. Pada kesempatan itu juga, Komisi C melanjutkan kunjungan di SD GMIM Kalait dan SD Inpres Kalait untuk melakukan tugas pengawasan. Dimana kedua sekolah tersebut juga sebagai penerima DAK pendidikan, dana dekonsetrasi juga dana bencana.(dul)
Ratahan – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Mitra mendapati sejumlah proyek rehab sekolah yang menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk tahun 2013 juga 2013 tidak berkualitas, saat melakukan kunjungan kunjungan ke sejumlah sekolah di wilayah Kecamatan Touluaan.
Akan hal ini, personil komisi C yang dipimpin wakil ketua DPRD Katrien Mokodaser dan ketua komisi Felmy Pelleng serta angggota mewanti-wanti pihak pengelolah proyek. “Ada beberapa bagian ruangan yang menggunakan bahan kayu yang sudah dimakan rayap dan dalam kondisi rusak tapi belum dilakukan pergantian. Ada juga pelaksanaan rehab ruang kelas diganti dengan bangunan toilet, dan hampir sebagian besar proyek DAK sekolah tidak maksimal di wilayah Touluaan,” ungkap Mokodaser cs.
Tak hanya itu, saat melakukan kunjungann di SMPN 3 Touluaan salah satu sekolah penerima DAK 2012, para anggota dewan mempertanyakan sisa 30 persen sisa dana tahun 2012. Karena sesuai informasi baru 70 persen dana yang diterima untuk proyek pelaksanaan rehab sekolah. Padahal, saat ini sudah mulai berjalan pekerjaan disekolah tersebut dengan anggaran DAK tahun 2013.
”Mengapa DAK 2012 baru direalisasikan 70 persen anggaran sedangkan saat ini sudah berjalan pekerjaan dengan anggaran tahun 2013. Dimana 30 persen dana tahun 2012 yang belum dicairkan?,” tanya Mokodaser didampingi Pelleng bersama anggota komisi C lainnya.
Terkait hal ini, Komisi C akan meminta penjelasan dari pihak Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora), atas belum diterimanya pencairan 100 persen dana DAK 2012. Pada kesempatan itu juga, Komisi C melanjutkan kunjungan di SD GMIM Kalait dan SD Inpres Kalait untuk melakukan tugas pengawasan. Dimana kedua sekolah tersebut juga sebagai penerima DAK pendidikan, dana dekonsetrasi juga dana bencana.(dul)