Jantje W Sajow
Begitu besar dan hebatnya kuasa Tuhan kita Yesus Kristus. Angin, ombak dan badaipun taat pada-Nya. Lewat doa kepada Yesus, percayalah segala persoalan akan lenyap. Dia mampu menahan angin dan membalikkan keadaan. Orang yang menabur angin akan mneuai badai. Badai yang dirasakan tahun 2007 hingga 2011 menjadi pengalaman iman. Mari doakan mereka yang membawa angin maupun yang menumpang agar memperoleh penyadaran. Rancanganmu bukanlah rancangan-Ku. Saya hanya manusia biasa yang biasa yang bias berbuat salah. Kiranya itu dapat dimaklumi seluruh rakyat Minahasa – Jantje Wowiling Sajow.
Tantangan yang dihadapi Bupati Minahasa sejak dilantik 17 Maret 2013 hingga jelang dua tahun kepemimpinannya datang silih berganti. Serangan dalam bentuk opini menyesatkan yang dialamatkan kepada mantan Wakil Bupati Minahasa periode 2008-2013 ini dihadapi dengan tegar dengan sikap penyerahan diri kepada Tuhan.
Doa adalah hal yang pailing diandalkan untuk menghadapi segala macam persoalan dalam tugas-tugas keseharian sebagai kepala pemerintahan di Kabupaten Minahasa. Disamping itu, aktif dalam pelayanan di gereja juga turut melengkapi sikap imannya untuk dapat tetap berdiri tegar menghadapi cobaan yang datang.
Sejak dilantik sudah ada yang berbisik di telinganya “awas pak, kepemimpinannya hanya tiga bulan saja. Tiga bulan pun terlewati tanpa ada tanda-tanda seperti yang diramalkan sebagian orang. Bisikan yang sama pun datang lagi dengan durasi enam bulam, hingga sampai akhir Desember 2013.
“Hampir sebulan lagi 17 Maret 2015, yang artinya kepemimpinan saya akan genap berusia dua tahun. Sampai hari ini saya masih Bupati Minahasa sebagaimana yang dipercayakan rakyat. Sejak dilantik hingga akhir-akhir ini goncangan yang menerpa terasa sangat kencang, namun semuanya dapat terkendali. Soal aroma politik sepertinya ada,” kata Sajow.
Sajow menambahkan, goncangan dan terpaan angin terasa semakin kencang. Diakuinya, darimana datangnya angin tersebut sudah diketahui dengan jelas. Bahkan menurut pengamatan pribadi, sudah ada ‘penumpang’ baru yang coba ikut bersama angin lama.
Mungkin ini karena bertepatan dengan tahun politik sehingga angin makin kencang. Meski demikian, semuanya itu disikapi dengan sederhana dengan mencari siapa yang menciptakan angin itu sendiri. Hal itu sebagaimana dikisahkan waktu Yesus berada di atas perahu dan dihantam badai dan angin kencang. Saat itu Yesus hanya berkata kepada angin ‘dian dan tenanglah’, dan anginpun redah. (ads)