Ratahan – Pasca Minahasa Tenggara (Mitra) dinyatakan memiliki lima kasus terkonfirmasi positif COVID-19, di mana salah satunya adalah pemasar ikan (tibo,red) di Belang, tidak memberikan dampak bagi sektor perikanan, terutama dalam pendistribusian ikan di pasaran.
Dikatakan Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Mitra Vecky Monigir, sebabnya jika bicara risiko penularan COVID-19 maka bukan hanya pemasar saja, namun semua orang juga berisiko.
“Ini lebih kepada perilaku hidup bersih, bukan hanya bagi para pemasar ikan, tapi juga kita semua. Jadi sebenarnya ini tidak ada masalah, kan tidak dilarang orang menjual ikan yang penting menyesuaikan dengan protokol COVID-19,” ungkap Vecky Monigir, Senin (1/6/2020).
Ditambahkannya, saat ini pemerintah membuka pasar karena ekonomi harus jalan, namun mereka yang beraktivitas di pasar harus ikuti protokol COVID-19.
“Sejauh ini distribusi ikan berjalan baik, apalagi setelah pasar di buka kembali. Kalau dulu kenapa mereka keluar sampai ke Gorontalo dan Palu itu karena pasar di tutup, sekarang tidak lagi. Kalau pun ada hanya di dekat, seperti Minahasa, Boltim, dan Bolmong,” tukasnya.
Apalagi jika berbicara terkait jumlah tangkapan ikan, menurutnya sangat tidak berdampak dengan adanya COVID-19 karena kasus positif bukan pada ABK (Anak Buah Kapal,red), tapi pemasar.
“Kalau soal normal tidaknya jumlah tangkapan itu lebih kepada faktor cuaca. Dulu saja belum ada COVID-19, namun akibat cuaca buruk sempat beberapa bulan tangkapan ikan menurun. Lagi pula pemilik kapal juga pasti menerapkan protokol bagi awaknya,” pungkas Vecky Monigir.
Lanjut diungkapkannya, kalau pun ada penurunan tangkapan saat ini maka itu ada pada tangkapan ikan tuna yang merupakan komoditas ekspor.
“Kalau tuna memang ada penurunan dan itu bahkan sudah cukup lama karena penutupan beberapa pabrik pengekspor tuna. Jadi soal tuna ini merupakan dampak global makanya sebagian besar penangkap ikan beralih pada tangkapan ikan lain yang lebih komersial,” tutupnya.
(***/Jenly Wenur)