Tomohon, BeritaManado.com — Budaya Tombulu, Minahasa baik dari bahasa dan tarian menjadi identitas tersendiri warga yang berdiam di kaki Gunung Lokon, Kota Tomohon.
Namun sangat disayangkan, menurut salah satu pegiat budaya Kelurahan Kamasi, Servie Posumah, pemerintah Kota Tomohon saat ini kurang peduli.
Servie Posumah berikan contoh, untuk launching Tomohon Internasional Flower Festival (TIFF) yang mempromosikan gunakan baju kabasaran bukan pegiat budaya.
“Kita salah satu yang protes untuk TIFF, karena bukan orang kabasaran yang pergi pakai baju saat launching,” ujar Servie Posumah, Sabtu (21/11/2020).
Padahal menurutnya, itu membuat budaya tidak dilirik karena semua yang pergi tidak bisa memainkan tarian kabasaran.
“Pasti orang lihat ini itu budaya? Tidak tahu main,” ungkapnya.
Posumah juga menambahkan, untuk Kabasaran kelurahan Kamasi sudah pernah 8 kali juara, namun tidak pernah diajak pemerintah.
“Di Balikpapan, tanjung selor, kami pernah bawah harum nama Tomohon. Kami tidak bawah nama kelompok,” katanya, menyesalkan tidak ada penghargaan sedikit pun.
Ia kemudian mengatakan, masih lebih bagus Pemerintahan Wali Kota Jefferson Rumajar sebelumnya.
“Kebudayaan diperhatikan. Kabasaran, maengket, cakalele dia perhatikan,” tandasnya.
(Dedy Dagomes)