Kapal Watunapato yang melayani Likupang-Talaud, namun belum juga beroperasi.
Airmadidi-Pelabuhan penyeberangan Likupang Kabupaten Minahasa Utara (Minut) di Desa Munte Kecamatan Likupang Barat dikeluhkan warga.
Pasalnya jadwal keberangkatan yang ada seringkali tertunda. Bahkan penundaan ini sampai berminggu-minggu sehingga banyak penumpang sering terlantar di pelabuhan.
Hal ini sangat merugikan calon penumpang yang akan menggunakan jasa penyeberangan ini. Amat terlebih bagi penumpang yang membawa bahan berupa sembako. Banyak bahan yang dibawa calon penumpang menjadi busuk sebelum tiba di tempat tujuan.
Dalam pantauan Rabu (4/3/2015) belasan truck dan mobil pickup di parkir di kompleks pelabuhan menunggu jadwal keberangkatan. Mobil-mobil tersebut berisi bermacam-macam barang, mulai dari sembako, bahan bangunan sampai dengan tabung oksigen untuk pasien di rumah sakit.
Pelabuhan penyeberangan Likupang saat ini dilayani oleh tiga kapal feri. Satu unit milik Pemkab Sitaro yaitu Lohoraung yang melayani rute Manado-Likupang–Sitaro. Sedangkan dua unit milik PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Provinsi Sulut yaitu Kapal Watunapato yang melayani Likupang-Talaud, dan Kapal Tarusi, melayani Likupang-Pananaro.
Kepala Pelabuhan Penyeberangan Francky Sumampow saat dikonfirmasi di kantornya terkait masalah ini menjelaskan, penundaan jadwal keberangkatan kapal feri di luar tanggungjawab mereka sebagai pengelola pelabuhan.
“Hal ini menjadi tanggungjawab operator ASDP, kami hanya mengelola retribusi di dalam pelabuhan.” kilah Sumampow.(Finda Muhtar)
Kapal Watunapato yang melayani Likupang-Talaud, namun belum juga beroperasi.
Airmadidi-Pelabuhan penyeberangan Likupang Kabupaten Minahasa Utara (Minut) di Desa Munte Kecamatan Likupang Barat dikeluhkan warga.
Pasalnya jadwal keberangkatan yang ada seringkali tertunda. Bahkan penundaan ini sampai berminggu-minggu sehingga banyak penumpang sering terlantar di pelabuhan.
Hal ini sangat merugikan calon penumpang yang akan menggunakan jasa penyeberangan ini. Amat terlebih bagi penumpang yang membawa bahan berupa sembako. Banyak bahan yang dibawa calon penumpang menjadi busuk sebelum tiba di tempat tujuan.
Dalam pantauan Rabu (4/3/2015) belasan truck dan mobil pickup di parkir di kompleks pelabuhan menunggu jadwal keberangkatan. Mobil-mobil tersebut berisi bermacam-macam barang, mulai dari sembako, bahan bangunan sampai dengan tabung oksigen untuk pasien di rumah sakit.
Pelabuhan penyeberangan Likupang saat ini dilayani oleh tiga kapal feri. Satu unit milik Pemkab Sitaro yaitu Lohoraung yang melayani rute Manado-Likupang–Sitaro. Sedangkan dua unit milik PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Provinsi Sulut yaitu Kapal Watunapato yang melayani Likupang-Talaud, dan Kapal Tarusi, melayani Likupang-Pananaro.
Kepala Pelabuhan Penyeberangan Francky Sumampow saat dikonfirmasi di kantornya terkait masalah ini menjelaskan, penundaan jadwal keberangkatan kapal feri di luar tanggungjawab mereka sebagai pengelola pelabuhan.
“Hal ini menjadi tanggungjawab operator ASDP, kami hanya mengelola retribusi di dalam pelabuhan.” kilah Sumampow.(Finda Muhtar)