Bitung, BeritaManado.com – Lagi-lagi calon wali kota, Max Lomban menyampaikan pernyataan kontroversial saat berkampanye.
Kali ini, pasangan Martin Tumbelaka ini menjadikan program insentif hamba Tuhan atau tokoh agama sebagai salah satu bahan kampanye saat menggelar pertemuan terbatas.
Dalam kampanyenya, Max yang sementara cuti kampanye mengancam hamba-hamba Tuhan yang terlibat berpolitik namanya akan dicoret sebagai penerima insentif hamba Tuhan.
Rekaman video pernyataan Max ini kemudian viral di media sosial, facebook dan dari informasi video itu direkam saat kegiatan kampanye di Kelurahan Tendeki Kecamatan Ranowulu, Selasa (17/11/2020).
“Tapi bagi hamba-hamba Tuhan yang sudah sangat melibatkan diri pada politik dengan sangat menyesal mereka sudah tidak akan dimasukan lagi sebagai penerima insentif hamba Tuhan. Karena hamba Tuhan depe kerja melayani domba-dombanya. Domba-domba ini akan ada yang warna hitam, warna putih, warna itu warna ini. Tapi kalau gembala, kalau pendeta so betul betul berpolitik, ya dengan sangat menyesal hamba Tuhan itu tidak dimasukan lagi sebagai penerima insentif pada tahun depan. Dan SK-nya saya yang teken pada bulan Desember,” kata Max dalam rekaman video.
Pernyaan Max itu langsung mendapat respon dari sejumlah hamba Tuhan dan nitizen di media sosial yang sangat menyangkan calon yang disulkan NasDem, PKPI dan Demokrat ini mengancam serta menjadikan program insentif hamba Tuhan sebagai bahan kampanye.
“Menanggapi pernyataan Pak Max Lomba bahwa yang sudah terjun ke dunia politik tidak akan mendapat insentif lagi, ya tidak apa-apa. Jemaat masih mampu kase makan pa torang pendera. Ndak kurang berharap Rp750 ribu dari Pemkot,” kata Pdt Itha Umboh, Kamis (18/11/2020).
“Sebagai pendeta saya berterimakasih karena Pemkot menganggarkan dari APBD sebesar Rp750 ribu setiap bulan untuk para hamba Tuhan dari berbagai denominasi gereja dan agama,” katanya.
Tapi kata Ketua BPMJ GMIM Ekklesia Wangurer Wilayah Bitung 8 ini, insentif sebesar Rp750 ribu dari Pemkot bukan untuk memasung hak para pendeta dalam menentukan sikap politik mendukung Paslon yang ada.
“Tapi para pendeta tetap mendoakan semua Paslon. Silakan tanya di jemaat, setiap hari Minggu dalam ibadah didoakan semua Paslon yang smntara menjalani masa kampanye. Jadi semua Paslon ditopang dalam doa tanpa terkecuali,” katanya.
Sedangkan untuk memilih salah satu Paslon kata dia, pendeta punya hak dengan melihat kondisi jemaat tentunya.
“Intinya kami sebagai pendeta sangat bersyukur ada perhatian pemerintah kepada kami lewat insentif hamba Tuhan, tapi sekali lagi insentif itu bukan untuk mendikte pilihan politik kami bersama jamaat,” katanya.
(abinenobm)