Manado — Tidak adanya restoran khas Manado atau Minahasa di ruang tunggu Bandara Sam Ratulangi rupanya menjadi perhatian dari salah satu pengguna jasa bandara yang juga adalah purnawirawan Pati TNI Angkatan Laut, Laksamana Madya TNI (purn) Dr Desi Albert Mamahit MSc.
Hal tersebut bermula saat Albert Mamahit hendak kembali ke Jakarta usai berlibur natal di Sulawesi Utara.
Saat menunggu Boarding, keinginan untuk makan makanan khas Manado atau Minahasa di ruang tunggu Bandara Sam Ratulangi muncul, tapi sayangnya tidak ada restaurant Manado atau Minahasa.
Sejumlah restoran yang ada justru berasal dari luar Manado dengan nama dan menu andalan masing-masing yang tidak ada cita rasa Manado atau Minahasa.
Hal tersebut membuat Albert kemudian bertanya-tanya terkait kualitas menu masakan Manado atau Minahasa, apakah kurang laku jika dijual kepada para penumpang di bandara atau kurangnya minat orang Manado atau Minahasa untuk membuka restoran di bandara.
“Sebagai orang Manado, Minahasa, saya ingin Bandara Sam Ratulangi suatu saat bisa benar-benar menampilkan ciri khas Sulut didalamnya Minahasa dan Manado, sehingga siapapun yang berada di Bandara Samrat punya kesan dan merasa benar-benar berada di Sulut, paling tidak bisa merasakan dan menikmati kuliner khas Sulut,” ujar Albert Mamahit.
Lanjutnya, dengan adanya orang Manado, Minahasa atau Sulawesi Utara pada umumnya yang mau membuka restoran khas Manado atau Minahasa diharapkan dapat turut mempromosikan kuliner khas daerah kepada para penumpang yang bisa berasal dari mana saja.
“Semoga saja dengan begitu mereka bisa jadi suka dengan kuliner Sulut,” kata Albert.
(srisurya)