Manado, BeritaManado.com – Wabah COVID-19 menjadi momok tersendiri bagi masyarakat Kabupaten Kepulauan Talaud, dimana daerah ini berbatasan langsung dengan Mindanao, Filipina, negara yang juga terjangkit virus corona.
Kepada BeritaManado.com, Bupati Talaud Elly Lasut menceritakan kecemasannya terhadap sekitar 14.000 orang Talaud yang tinggal di Mindanao.
“Jadi kalau di lintas batas (Talaud-Filipina) ada ketakutan kalau sudah terinfeksi dan itu berbahaya untuk masyarakat, dan dampaknya masyarakat jadi takut serta cemas,” ujar Bupati Elly Lasut, saat ditemui di kediaman pribadi di Kota Manado, baru-baru ini.
Menurut Elly Lasut, ketakutan dan kecemasan ini, disebabkan ketidaktahuan masyarakat soal corona.
“Jadi kita sudah sampaikan penggunaan masker bukan orang sehat, tapi orang yang sakit, dia terinfeksi, yaitu orang batuk makin lama makin berat, panas tinggi tidak turun-turun, sesak nafas dan gejala lainnya,” ujar Elly Lasut.
Satu-satunya kepala daerah di Sulut yang berstatus dokter itu mengatakan, jika masyarakat mengetahui penggunaan masker tidak akan terjadi perebutan pembelian masker.
“Tidak akan terjadi perebutan, mau cari masker, atau mau timbun, atau mau berebutan membeli, atau mau simpan masker. Masyarakat harus diedukasi soal itu,” ujarnya.
Kepada BeritaManado.com, Elly Lasut memaparkan strategi pencegahan penularan COVID-19 di Talaud.
Langkah pertama menurutnya adalah memberi pengertian kepada masyarakat terkait pentingnya cuci tangan pakai sabun.
“Jadi kenapa harus cuci tangan? Karena ketika orang batuk maka batuk itu kemudian akan kena di mana-mana, di kursi, meja, pintu atau dinding dan bertahan selama 9 jam. Jadi benda-benda di tempat umum kadang kita sudah sentuh benda itu, kalau kita sentuh dia pindah di tangan, kalau kita mengucek mata, makan, maka virus akan terinfeksi. jadi bukan cuma batuk, tetapi lewat tangan dia bisa masuk menginfeksi,” jelas Elly.
Menurutnya, hal itu kemudian yang menjadi latar belakang kenapa harus cuci tangan, serta langkah pencegahan lain.
“Orang nggak tahu sekarang cuci tangan untuk apa, pakai hand sanitizer untuk apa, pakai disinfektan untuk apa. Jadi perku edukasi sehingga masyarakat akan sadar dengan sendiri, jadi cara menggunakan masker cara cuci tangan itu cara untuk mencegah percepatan penyebaran,” sambungnya.
Terkait Filipina yang menerapkan lockdown Bupati Elly mengatakan, tidak berdampak pada ekonomi masyarakat Talaud.
“Tidak berdampak sama sekali. Karena Filipina dengan Indonesia masih border crossing agreement (Kerjasama lintas batas, red), masih soal lintas batas. Jadi tidak secara langsung memberikan dampak ke kabupaten Talaud,” jelas Elly.
Ia menambahkan, untuk mencegah penyebaran virus melalui kapal dan pesawat langkah pertama penumpang yang tiba harus menggunakan hand sanitizer.
“Hand sanitizer ini untuk cuci tangan sebelum keluar dari bandara, virus ini akan lemah terhadap disinfektan dan alkohol, ketika kita cuci di air yang mengalir dia mati. Jadi orang mencuci tangan ketika dia keluar, dia sudah tidak pembawa virus, jadi disitu langkah pertama,” ujarnya.
Elly Lasut juga mengatakan, terkait hal tersebut sudah bekerjasama dengan pihak keamanan.
“Sudah bekerjasmaa dengan TNI, Polisi, Pol PP, dimana begitu mereka turun dari kapal, kita berikan hand sanitizer. Kemudian di cek pakai termolaser, jika diatas 37 derajat berarti dia ada infeksi, apalagi jika ada batuk-batuk walaupun belum diketahui itu infeksi atau belum. Kalau seandainya ditemukan bahwa dia terinfeksi akan dibawah ke rumah sakit atau puskesmas,” jelasnya.
Lanjut Elly Lasut di Puskesmas akan disiapkan ruangan minimal persis hotel kelas melati.
Menurut Elly, ruangan perawatan yang nyaman membuat pasien tenang dan tidak merasa dihukum.
“Di Puskesmas, kita ambil tindakan kedokteran, antara lain menggunakan antivirus acyclovir. Semua virus menggunakan itu walaupun belum tentu mempan terhadap corona dan juga sekarang kita tambah bahwa seluruh masyarakat talaud pakai profilaksis (pencegahan, red) klorokuin. Jadi itu seluruh masyarakat Talaud kita anjurkan untuk obat pencegahan terhadap malaria,” ujarnya.
Penggunaan itu Elly katakan sudah sesuai rekomendasi WHO, dimana pemberian profilaksis klorokuin untuk dilakukan pencegah malaria, tetapi dampak obat ini menurut informasi dari berbagai sumber bahwa juga melemahkan virus corona.
“Tujuan profilaksis klorokuin adalah malaria, dengan harapan berdampak pada corona. Jadi tidak salah juga kalau kita anjurkan masyarakat minum, supaya dia bisa mencegah malaria dan informasi yang memang belum ada apa rilis resmi dari WHO,” tandasnya.
(DedyManlesu)