Kegiatan sosialisasi BNN Kota Bitung di SMA Negeri 2 Kota Bitung
Bitung – Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Bitung terus berupaya memberantas penggunaan dan peredaran Narkotika lewat sosialisasi rutin di sejumlah sekolah di Kota Bitung.
Seperti sosialisasi Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) yang digelar BNN Kota Bitung beberapa waktu lalu di SMA Negeri 2 Kota Bitung.
“Kejahatan narkoba merupakan ancaman terbesar bagi generasi muda karena bisa merampas masa depan generasi muda. Ironisnya, kejahatan ini tidak mudah ditanggulangi, dimana para pengedar narkoba sudah melakukan kejahatannya ke sekolah-sekolah, bahkan pada tingkat sekolah dasar,” kata Kepala BNN Kota Bitung, dr Tommy Sumampouw.
Menurutnya, penanganan masalah Narkotika tidak bisa dilaksanakan dengan hasil maksimal tanpa melibatkan peran serta seluruh komponen masyarakat yang harus terlibat secara aktif dalam upaya P4GN. Termasuk memberi hukuman berat kepada para produsen, pengedar dan penyelundup narkoba sesuai Undang Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika.
“Ini penting agar Indonesia dapat keluar dari kondisi darurat narkoba dan menghapus anggapan bahwa Indonesia merupakan negara yang potensial bagi pasar narkoba,” katanya.
Dalam sosialisasi itu, dr Tommy bersama Kepala Seksi Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat BNN Kota Bitung, Recky M Rotinsulu memberikan penekanan agar pelajar tahu apa itu narkoba, termasuk jenis, dampak dan modus peredarannnya agar mampu memahami dan menghindarinya sehingga tidak mudah terjebak oleh bujuk rayu lingkaran setan kejahatan narkoba.
“Berbagai kasus yang marak belakangan ini melibatkan para remaja yang mengkonsumsi obat-obat tertentu yaitu jenis Dextrometorfan yang oleh segelintir masyarakat secara asal-asalan menyebutnya “Pil Extacy”, padahal Dextro ini adalah obat batuk yang diberikan untuk meredakan batuk tapi disalahgunakan oleh penggunanya dalam dosis dan cara minum sehingga menimbulkan efek yang mirip obat penenang tapi memiliki efek keracunan sampai kematian,” jelasnya.(abinenobm)
Kegiatan sosialisasi BNN Kota Bitung di SMA Negeri 2 Kota Bitung
Bitung – Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Bitung terus berupaya memberantas penggunaan dan peredaran Narkotika lewat sosialisasi rutin di sejumlah sekolah di Kota Bitung.
Seperti sosialisasi Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) yang digelar BNN Kota Bitung beberapa waktu lalu di SMA Negeri 2 Kota Bitung.
“Kejahatan narkoba merupakan ancaman terbesar bagi generasi muda karena bisa merampas masa depan generasi muda. Ironisnya, kejahatan ini tidak mudah ditanggulangi, dimana para pengedar narkoba sudah melakukan kejahatannya ke sekolah-sekolah, bahkan pada tingkat sekolah dasar,” kata Kepala BNN Kota Bitung, dr Tommy Sumampouw.
Menurutnya, penanganan masalah Narkotika tidak bisa dilaksanakan dengan hasil maksimal tanpa melibatkan peran serta seluruh komponen masyarakat yang harus terlibat secara aktif dalam upaya P4GN. Termasuk memberi hukuman berat kepada para produsen, pengedar dan penyelundup narkoba sesuai Undang Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika.
“Ini penting agar Indonesia dapat keluar dari kondisi darurat narkoba dan menghapus anggapan bahwa Indonesia merupakan negara yang potensial bagi pasar narkoba,” katanya.
Dalam sosialisasi itu, dr Tommy bersama Kepala Seksi Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat BNN Kota Bitung, Recky M Rotinsulu memberikan penekanan agar pelajar tahu apa itu narkoba, termasuk jenis, dampak dan modus peredarannnya agar mampu memahami dan menghindarinya sehingga tidak mudah terjebak oleh bujuk rayu lingkaran setan kejahatan narkoba.
“Berbagai kasus yang marak belakangan ini melibatkan para remaja yang mengkonsumsi obat-obat tertentu yaitu jenis Dextrometorfan yang oleh segelintir masyarakat secara asal-asalan menyebutnya “Pil Extacy”, padahal Dextro ini adalah obat batuk yang diberikan untuk meredakan batuk tapi disalahgunakan oleh penggunanya dalam dosis dan cara minum sehingga menimbulkan efek yang mirip obat penenang tapi memiliki efek keracunan sampai kematian,” jelasnya.(abinenobm)