Bitung, BeritaManado.com – Kumuh, itulah kesan yang terlihat di lokasi Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) Kelurahan Pinasungkulan Kecamatan Ranowulu.
Kesan kumuh itu muncul setelah beberapa lokasi ditinggalkan para penambang karena hasil yang didapatkan tidak sesuai harapan alias merugi.
Dari data Kelurahan Pinasungkulan dan Polsek Ranowulu, penambang yang sudah meninggalkan lokasi PETI sudah mencapai 900an orang.
Dan jumlah itu terus bertambah setiap hari seiring dengan meruginya para pemodal atau cukong karena kadar emas di PETI Pinasungkulan rendah.
“Kadar emas rendah jadi faktor utama penambang meninggalkan lokasi tambang dan jumlahnya setiap hari terus bertambah,” kata Lurah Pinasungkulan, Fransiska Komaling, Senin (19/04/2021).
Akibatnya kata dia, lokasi tambang hanya dibiarkan begitu saja sehingga terkesan kumuh karena tidak ada lagi aktivitas.
Apa yang disampaikan Fransiska dibenarkan Kapolsek Ranowulu, Iptu Andri Salmon yang menurutnya lokasi PETI kini terkesan kumuh karena tidak ada aktivitas.
“Kini kebanyakan hanya tersisa terpal-terpal milik para penambang dan sudah tidak ada aktivitas lagi,” kata Andri.
Dirinya juga membenarkan, alasan kadar emas menjadi pemicu utama penambang meninggalkan PETI Pinasungkulan hingga mengakibatkan para pemodal merugi.
“Dari informasi, pemodal telah mengeluarkan dana hingga ratusan juta selama proses penggalian hingga pengelohan menjadi emas, namun emas yang dihasilkan tidak sampai Rp5 jutaan,” katanya.
(abinenobm)