Bitung—Kebijakan pemerintah kembali menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) membuat nelayan Kota Bitung kian terhimpit dan menjerit. Pasalnya, dengan kenaikan BBMb berdampak pada menurunnya pendapatan nelayan ketika menjual hasil tangkapan karena harga jual masih menggunakan harga standar.
“Selama ini nelayan sudah sulit mendapatkan BBM untuk melaut, kalaupun ada itu dijual dengan harga tinggi. Nah dengan kenaikan BBM ini maka nelayan akan semakin menjerit dan terancam tidak melaut karena merugi,” kata salah satu anggota Asosiasi Kapal Perikanan Nasional (AKPN), Decky Sompotan beberapa hari lalu.
Menurutnya, selama ini nelayan masih bisa mengakali hasil penjualan tangkapan ikan dengan biaya operasional. Namun ketika BBM dinaikkan maka nelayan tidak akan mampu lagi menutupi biaya operasional dengan penghasilan.
“Harusnya jika memang harga BBM dinaikkan kuota BBM untuk nelayan ditambah oleh Pertamina agar operasi penangkapan ikan nelayan tidak mengalami kendala agar setiap hari nelayan bisa melaut untuk menutupi biaya operasional,” katanya.
Apa yang dikatakan Sompotan juga didukung Kadis Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulut, Ronald Sorongan. Dimana ia meminta pihak SPBU menerima pembelian galon khusus para nelayan agar nelayan bisa tetap bisa melaut.
“Saya minta agar semua kabupaten/kota se-Sulut merekomendasikan kartu nelayan menggunakan BBM bersubsidi dan meminta SPBU untuk melayani para nelayan yang ingin membeli BBM menggunakan gallon,” katanya.(enk)
Bitung—Kebijakan pemerintah kembali menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) membuat nelayan Kota Bitung kian terhimpit dan menjerit. Pasalnya, dengan kenaikan BBMb berdampak pada menurunnya pendapatan nelayan ketika menjual hasil tangkapan karena harga jual masih menggunakan harga standar.
“Selama ini nelayan sudah sulit mendapatkan BBM untuk melaut, kalaupun ada itu dijual dengan harga tinggi. Nah dengan kenaikan BBM ini maka nelayan akan semakin menjerit dan terancam tidak melaut karena merugi,” kata salah satu anggota Asosiasi Kapal Perikanan Nasional (AKPN), Decky Sompotan beberapa hari lalu.
Menurutnya, selama ini nelayan masih bisa mengakali hasil penjualan tangkapan ikan dengan biaya operasional. Namun ketika BBM dinaikkan maka nelayan tidak akan mampu lagi menutupi biaya operasional dengan penghasilan.
“Harusnya jika memang harga BBM dinaikkan kuota BBM untuk nelayan ditambah oleh Pertamina agar operasi penangkapan ikan nelayan tidak mengalami kendala agar setiap hari nelayan bisa melaut untuk menutupi biaya operasional,” katanya.
Apa yang dikatakan Sompotan juga didukung Kadis Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulut, Ronald Sorongan. Dimana ia meminta pihak SPBU menerima pembelian galon khusus para nelayan agar nelayan bisa tetap bisa melaut.
“Saya minta agar semua kabupaten/kota se-Sulut merekomendasikan kartu nelayan menggunakan BBM bersubsidi dan meminta SPBU untuk melayani para nelayan yang ingin membeli BBM menggunakan gallon,” katanya.(enk)