Manado, BeritaManando.com – Indonesia adalah negara yang rentan terhadap bencana alam, di antaranya banjir, cuaca ekstrim, gempa bumi dan tsunami.
Dilansir dari akun twitternya @BNPB_Indonesia, hingga 2 Juli 2022, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sebanyak 1.945 kali bencana alam terjadi di Indonesia.
Adapun rinciannya sebagai berikut, bencana banjir 756 kali, tanah longsor 377 kali, cuaca ektrem 694 kali, gempa bumi 12 kali, kebakaran hutan dan lahan 94 kali dan gelombang pasang dan abrasi 11 kali.
Hingga Juli, bencana merenggut nyawa 104 orang, 15 lainnya hilang, 692 luka-luka dan 2.433.952 jiwa terpaksa harus mengungsi.
Biasanya, setiap bencana di Indonesia diikuti dengan kemunculan hoaks bencana.
Foto atau video tentang bencana yang lain dinarasikan terkait dengan bencana yang baru saja terjadi.
Olehnya, masyarakat diimbau untuk tetap harus selektif mempercayai informasi yang beredar sehingga tidak merugikan bahkan menimbulkan kerugian.
Dilansir dari CekFakta.com, berikut ini, beberapa contoh hoax terkait bencana, yang sempat membuat panik masyarakat.
- Tenggelamnya Kapal Laut di Wilayah NTT dengan Menewaskan 139 Orang Penumpang
Beberapa waktu lalu akun Facebook bernama Sy Aishwa Rey Nahla membagikan tautan dengan narasi yang menjelaskan tentang informasi tenggelamnya kapal penumpang di wilayah NTT dengan menewaskan 139 orang penumpang pada tanggal 19 Juni 2022 lalu.
Namun, melansir dari kompas.com, foto yang digunakan dalam tautan tersebut bukanlah foto tenggelamnya kapal di wilayah NTT, tetapi merupakan foto peristiwa tenggelamnya KM Lestari Maju di Sulawesi Selatan pada tahun 2018 lalu dengan menewaskan 36 orang korban jiwa.
Selain itu, setelah tautan tersebut dibuka, informasi yang dimuat dalam tautan tersebut pun berisikan informasi terkait tenggelamnya Kapal Motor (KM) Lestari Maju yang mengangkut penumpang sebanyak 139 orang saat melakukan pelayaran di perairan Selayar, Sulawesi Selatan yang disebabkan karena terjadinya kerusakan mesin, bukanlah memuat tentang informasi terkait tenggelamnya kapal di wilayah NTT.
Berdasarkan pada seluruh referensi informasi terkait tenggelamnya kapal laut di NTT yang menewaskan 139 orang tersebut adalah informasi salah dan masuk ke dalam kategori koneksi yang salah.
Faktanya, foto yang digunakan dalam tautan tersebut merupakan foto dari peristiwa tenggelamnya KM Lestari Maju di Sulawesi Selatan pada tahun 2018 lalu, bukan di Nusa Tenggara Timur (NTT).
- Video “gunung simeru meletus hari ini ( 3 Desember 2022)”
Akun Tiktok bernama “Farel Fahlevi” mengunggah video berdurasi 12 detik memperlihatkan letusan dari sebuah gunung berapi di dekat laut pada malam hari dengan keterangan Gunung Semeru meletus hari ini.
Setelah melakukan penelusuran, video tersebut tidak berkaitan dengan letusan Gunung Semeru.
Kanal Youtube “T N” telah mengunggah video dengan judul Explosive Eruption of Sakurajima on November 12, 2019.
Keterangan itu menyebutkan bahwa gesekan dari partikel abu yang berputar-putar menghasilkan petir.
Situasi tersebut merupakan letusan Gunung Sakurajima.
Jadi klaim letusan Gunung Semeru yang berada di Jawa Timur, seperti keterangan pada video Tiktok “Farel Fahlevi” merupakan informasi yang salah.
Dengan demikian, fakta video akun Tiktok “Farel Fahlevi” tentang letusan Gunung Semeru tersebut adalah hoaks, isi video sebenarnya adalah erupsi di gunung Sakurajima di Jepang.
Faktanya, video tersebut merupakan letusan Gunung Sakurajima, di Jepang. Pada tanggal 12 November 2019.
- Air Laut Pantai Pangandaran Mengering
Sebuah akun TikTok membagikan video dengan klaim air laut surut dan kering di Pangandaran pasca gempa bumi.
Video berdurasi 17 detik tersebut memperlihatkan beberapa warga berdiri di tepi pantai berpasir putih yang airnya surut dan terlihat juga perahu nelayan terdampar di atas pasir.
Setelah dilakukan penelusuran, klaim pada video tersebut adalah informasi yang salah.
Cuplikan video tersebut tidak terjadi di Pangandaran namun di Pantai Sampur, Kepulauan Bangka Belitung.
Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Iman Fatchurochman mengatakan bahwa fenomena air laut surut di Pantai Sampur, Bangka Belitung adalah hal yang biasa dan tidak berhubungan dengan ancaman tsunami.
Iman menambahkan, fenomena air laut yang surut di Bangka Belitung bukanlah dipicu oleh kejadian gempa.
Klaim mengenai keingnya air laut Pantai Pangandaran adalah informasi yang salah.
Nyatanya, fenomena air laut pasang surut tersebut tidak terjadi di Pangandaran namun di Pantai Sampur, Kepulauan Bangka Belitung.
- “VIDEO DETIK-DETIK GEMPA SUSULAN DI CIANJUR”
Video CCTV yang diunggah akun Tiktok bernama OWNER, KTSM Ryan Sikumbank, video yang juga memberi keterangan gempa susulan.
Situasi tersebut seolah-olah terjadi di Cianjur, tampak dari beberapa tagar yang disertakan dalam pesan tersebut.
Keterangan gambar pada video tersebut juga menyebutkan bahwa itu adalah gempa susulan yang terjadi di Cianjur, video yang memperlihatkan sekelompok orang sedang melakukan sholat berjamaah berhamburan pergi keluar masjid saat terjadi gempa.
Mengutip dari Jawapos.com, video serupa dan lebih lengkap serta berukuran lebar mengarahkan pada kiriman tahun 2018.
Tampilan CCTV itu memperlihatkan waktu dan tanggal dalam video.
Tertera di bagian pojok kanan, 28-09-2018, pukul 17.54 waktu setempat.
Gambar serupa diunggah oleh portal riausky.com. Judulnya berbunyi ”Ini Video Jamaah Shalat Maghrib Berhamburan Saat Terjadi Gempa Palu”.
Berita itu terbit pada 29 September 2018. Faktanya video gempa yang diunggah di media sosial Tiktok merupakan informasi yang menyesatkan.
Isi video yang sebenarnya adalah gempa bumi di Palu bukan gempa bumi susulan yang terjadi di Cianjur.
- “Benar Benar Mengerikan ! Lihatlah Pergeseran Tanah Saat Gempa di Cianjur”
Sumber video, KOMPASTV di YouTube pada 6 Okt 2018: “Usai gempa yang mengguncang Palu dan Donggala, terjadi fenomena likuifaksi tanah di komplek perumahan Petobo, Sulawesi Tengah.”
KumparanSAINS pada 5 Okt 2018: “Kelurahan Petobo, Palu, Sulawesi Tengah, merupakan salah satu daerah paling parah terdampak gempa bumi. Daerah ini bahkan mengalami fenomena likuifaksi, yang membuat sekitar 744 rumah dan banyak infrastruktur lain tenggelam ditelan lumpur.”
Berkaitan dengan peristiwa gempa di Cianjur pada 21 November 2022, hasil pencarian Google – News dengan kata kunci “gempa cianjur” BUKAN peristiwa di Cianjur.
FAKTA: video yang dibagikan adalah fenomena Likuifaksi di Kelurahan Petobo, Palu, Sulawesi Tengah pada tahun 2018 lalu.
- Keliru, Klaim Ini Foto Ratusan Warga 4 Desa di Papua yang Mengungsi pada April 2021
Suara Papua mendapatkan informasi tersebut dari seorang advokat dan intelektual dari Kabupaten Puncak Jaya, Oktavianus Tabuni.
Menurut Tabuni, laporan itu ia terima dari salah satu kepala kampung yang sedang mengungsi bersama warganya.
“Warga kampung Tegelobak dan Misimaga mengungsi ke kampung Tanah Merah, sedangkan warga kampung Efesus dan Upaga mengungsi ke kampung Gome,” katanya.
Juru bicara TPNPB, Sebby Sambom, dalam surelnya kepada Suara Papua, juga membenarkan adanya serangan udara tersebut.
Namun, ia tidak memberikan penjelasan detail mengenai nama kampung yang terkena serangan ini.
Menurut Sebby, baku tembak antara pasukan TNI dan Polri dengan TPNPB terjadi pada pukul 08.26 WIT dan pukul 13.00 WIT. Tidak ada korban dalam serangan itu.
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa foto tersebut adalah foto ratusan warga dari empat desa di Papua yang mengungsi pada April 2021, keliru.
Foto itu merupakan foto peristiwa pada 2020, saat warga kampung di sekitar Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, dievakuasi karena kampung mereka dimasuki oleh kelompok bersenjata.
(***/Finda Muhtar)